Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ford Laser Series 1990-1999, Kondang di Mancanegara

billy - Kamis, 2 Agustus 2012 | 17:07 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Ketika banyak permintaan pembaca yang masuk ke inbox bt90dreamcar@gmail.com untuk membahas Ford Laser sebagai dream car back to 90s, awak redaksi memutar otak karena sebenarnya Laser tergolong kaum minoritas.

Untungnya, Viky punya besutan Ford Laser Lynx keluaran 1996 yang bersedia diekspos. Bahkan tak tanggung-tanggung, serombongan Laser series mulai dari Laser Champ, Laser Sonic dan Laser Ghia GL ikut dibawa serta ke sesi pemotretan di bilangan Senayan, Jaksel.

Bila Viky bisa mengajak varian Laser lainnya, lantaran pria berpostur tubuh tinggi ini memang tergabung sebagai anggota Ford Line 'Indonesian Ford Sedan Club'. “Biar saya enggak sendirian,” kelakar Viky sembari menunjuk besutan members lainnya.


Ternyata, varian Laser di Tanah Air cukup banyak. Diawali Laser 'Ghia' GL yang pertama muncul di akhir '89, kemudian dilanjut Ford Laser Champ yang beraura sport karena mesin 1.800 cc injeksi, DOHC.
No caption
No credit
No caption
Pada tahun yang sama, Ford Indonesia juga merilis Ford Laser Sonic 1.300 cc dan Gala 1.600 cc yang masih mengusung pasokan karburator dan mesin SOHC (Single Over Head Camshaft).

“Pada era '90-an, mobil karburator masih menjadi pilihan mayoritas pemakai mobil,” papar Rozzi Aditya yang pakai Ford Laser Sonic 1.3L keluaran 1990. Tak kelar sampai disitu, pada 1996 meluncur kembali varian Laser yang lebih modern dan dikenal dengan sebutan Lynx. Mengusung mesin BP5 dengan teknologi pasokan injeksi dan DOHC.

Ford Lynx merupakan sedan saloon 4 pintu bermesin 1.600 cc yang terbilang sukses di belahan benua Australia, Afrika, Jepang dan Eropa. Bisa jadi karena dimensi yang kompak dan mengusung mesin powerful, namun konsumsi bahan bakar terbilang moderat alias tidak boros.


Malah, untuk varian Lynx keluaran terakhir yang melenggang pada 2003, mesin dibekali kapasitas 1.800 cc yang juga mengusung camshaft ganda (DOHC). “Kalau di luar negeri, banyak yang engine swap dari 1.6L menjadi 1.8L,” jelas Viky. Tak heran bila Lynx 1.600cc menjadi dream car back to 90s tak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara. “Kalau saya sebatas melestarikan saja dengan tampilan orisinal,” bisik Viky lagi.

Menjadi bertolak belakang dengan Ford Laser Champ milik Andreas Eka yang sudah full rollbar dan suspensi ceper. Champ keluaran 1990 berkelir merah ini memang diset untuk besutan harian sekaligus gacoan slalom test. “Kalau enggak bentrok dengan acara keluarga, saya pasti ikut event slalom test,” ujar Andreas semangat.

Ford Laser Champ memang memiliki aura performa diatas rata-rata. Berdimensi kecil karena semi hatchback, namun tenaga yang mampu disalurkan ke roda depan terbilang besar karena mesin injeksi dengan kapasitas 1.800 cc.

Sesuai namanya yang berarti sang juara, Laser Champ menjadi salah satu dream car back to 90s. Pesaing keras Mazda Astina yang mengusung mesin sama persis. “Buat dalam kota juga enak karena torsi besar yang membuat konsumsi BBM terkontrol,” terang Ruly Patria, pemakai Champ berkelir hitam dan pelek besar.
 (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa