Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Spare Parts Pabrikan Rambah Komponen Pendukung

billy - Rabu, 7 September 2011 | 11:34 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Didesain sesuai spek motor
Satu fenomena baru sudah terjadi di industri sepeda motor Indonesia. Pabrikan motor tidak hanya sekadar menyiapkan spare-parts mesin. Tetapi, mereka sudah merambah sampai pada komponen pendukung. Misalnya, Honda yang merilis ban dengan label Honda Genuine Part juga AHM Oil untuk semua line-up produksinya.

Kalau spare-part itu menyangkut mesin, sudah pasti jadi kewajiban pabrikan untuk menyiapkan suku cadangnya. Bahkan kita tidak merasa aneh jika pabrikan motor juga menjual kaca spion, setang, sadel pelek dan jari-jarinya. Termasuk ketika mereka juga menjual oli genuine. Tetapi, ketika Honda sampai membuat ban khusus untuk produk mereka, ini jelas aksi baru.

“Misi utama Honda menyediakan HGP yakni selain image produk, juga untuk memback-up kebutuhan komponen konsumen Honda. Ini merupakan kewajiban kami,” pasti Herry Djunaidi, Parts Division Head, PT Astra Honda Motor (AHM).

Juga tidak aneh jika pabrikan mewajibkan pengguna produknya menggunakan spare-parts yang berlabel genuine. Kini pun kita sudah bisa menerima jika ada keharusan menggunakan oli genuine dengan alasan garansi. Tetapi kalau itu soal ban? Apa ada garansi jika kita jatuh meski sudah menggunakan ban genuine? Atau, apakah kita kehilangan garansi pada komponen roda yang lain kalau kita pakai ban non-genuine?

Pertanyaan seperti ini pasti muncul di benak kita sebagai pemilik motor. Sebab, ini membatasi kita untuk menggunakan komponen lain. Selain itu, tidak jarang spare-parts aftermarket juga lebih baik kualitasnya dari suku cadang genuine.

Soal oli dan komponen mesin lain, “Tentu saja, semua produk genuine itu sesuai dengan standar dan rekomendasi pabrikan,” tegas Herry Djunaidi lagi.

Menurut Herry, "Komponen itu sudah kita buat dan pesan pada vendor sesuai dengan spek motor. Termasuk semua komponen di dalam dan di luar mesin," katanya dengan nada mantap.

Meskipun tidak menolak jika spare-parts aftermarket ada yang lebih baik dari spek pabrikan. Tetapi, "Tetap saja, demi garansi, kami menganjurkan menggunakan komponen genuine. Sebab, kalau pakai satu komponen aftermarket, mungkin lebih baik. Tetapi, bisa merusak yang lain," tambah Reiner M. Sitorus, Senior Manager Service PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Sebagai contoh, pemakaian knalpot free-flow sebagai pengganti pelepas gas buang orisinal dan genuine. Benar menambah tenaga. Benar juga bikin kencang. Tetapi, karena komponen mesin lain dibuat bukan untuk keperluan balap, bisa jadi mereka yang kalah. "Jadi, pemakaian komponen genuine juga untuk memastikan masa pakai komponen lain," lanjut Reiner saat peluncuran produk baru mereka ZX-6R.

Begitu juga menyangkut ban. Herry memberi alasan soal spek dikaitkan dengan roda secara keseluruhan. Karena ukuran ban harus seimbang dengan pelek. "Ukuran ban, lebar dan ketinggiannya juga disesuaikan dengan spesifikasi motor," timpalnya.

Intinya, pembuatan ban genuine memberi jaminan pada pengguna motor untuk dapat karet bundar yang paling sesuai dengan peruntukan motor.

Bagaimana kalau pabrikan motor juga membuat helm genuine. Jadi setiap pembelian motor, wajib memakai helm masing-masing pabrikan itu! Bukankah selama ini justru helm yang dijadikan hadiah pembelian lebih banyak tidak memenuhi standar?


Reiner M. Sitorus. Tetap diganti
Garansi Berlaku
Soal garansi penggunaan komponen pabrikan memang menjadi kata kuncinya. Produsen motor tentu saja akan mencari cara agar komponen OEM terus digunakan konsumennya.

Setidaknya, dalam 3 tahun selama masa garansi berlaku, konsumen akan berusaha mentaati aturan yang ditetapkan pabrikan yakni tetap menggunakan produk orisinal alias asli.

Herry Djunaidi, Part Division Head PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, biasanya memang konsumen yang masih terkait garansi akan membeli part asli. “Tapi untuk motor baru biasanya pada tahun kedua setelah pemakaian baru ada penggantian,” katan Herry Djunaidi.

Reiner M. Sitorus, Senior Manager Technical Service Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) nimbrung. Terkait garansi pabrikan punya aturan sendiri. “Dalam buku manual, semuanya sudah tertulis jelas,” katanya singkat.

Penggunaan oli selain merek yang direkomendasi pabrikan, waktu penggantiannya juga harus mengikuti masa yang diberikan oleh pabrikan. “Kalau semuanya sudah sejalan dengan pabrikan, tentu kalau ada klaim kami akan mengganti sesuai peraturan,” kata Reiner lagi.

Ia juga menambahkan, pabrikan Kawasaki juga akan mengganti bagian rusak walau bagian atau komponen lain sudah tidak orisinal. Maksudnya, penggantian ini tidak ada kaitannya dengan modifikasi di sektor lain. “Kalau kaki-kaki yang dimodifikasi, kemudian yang rusak di bagian mesin. Selama bagian mesin memang diperlakukan sesuai anjuran pabrikan, maka, tetap bisa konsumen untuk mengajukan klaim jika terbukti ada kerusakan,” tegas Reiner     (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa