Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mata Gigi Final Gear Asimetris, Adopsi Teknologi Motor Paris Dakar

billy - Rabu, 19 Januari 2011 | 12:29 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Jakarta - Selama ini kita tahunya mata gigi pada final gear belakang bentuknya meruncing dan sejajar atara mata gigi yang satu dengan lainnya. Lantas bagaimana bila konstruksinya zig-zag atau asimeteris?

Pasti yang ada di benak Anda, bisa-bisa bakal bikin rantai mudah mencelat keluar dari jalurnya. Minimal akan menimbulkan suara kasar akibat gesekan rantai dengan mata gir.

Eit, nanti dulu. Sebab konstruksi mata gir belakang seperti ini memang ada. “Sudah lama dipakai di motor-motor reli Paris Dakar,” beber Benny Rahmawan dari bagian R&D PT Mitra2000 yang bermarkas di Lodan Center, Ancol, Jakut.

Fungsi dari konstruksi mata gir seperti itu kata Benny ada beberapa hal. “Bentuk yang zig-zag seperti itu justru bikin gesekan rantai terhadap mata gir jadi lebih sedikit. Selain itu bisa membuang kotoran yang nempel di celah-celah rantai,” terang ayah 2 anak ini.

Soalnya, lanjut Benny, tahu sendiri kan kalau reli Paris Dakar medannya cukup ganas. Mulai dari jalanan berlumpur, pasir, kerikil dan sebagainya. Sehingga sangat besar kemungkinan ada kotoran atau tanah yang nempel di celah-celah mata rantai.


Saat ini baru tersedia buat Honda Grand / Supra Fit
“Makanya lantas dikembangkan sproket dengan desain asimetris seperti itu. Dengan tujuan agar rantai dan gir tetap awet meski motor dipakai bekerja keras di medan yang berat dalam waktu lama kayak reli Paris Dakar. Penjelasan tersebut saya dapat dari teknisi salah satu produsen sporket dari Jepang,” tambahnya.

Makanya baru-baru ini Mitra2000 memasukkan sproket berteknologi dari motor Paris Dakar tersebut ke Tanah Air. Labelnya Sun Star. Gak asing dong, sama merek ini. Mitra2000 merupakan distributor sproket Sun Star versi non-OEM alias aftermarketnya.

“Tapi saat ini baru ada buat Honda Grand atau Supra Fit saja dengan jumlah mata T36. Tapi dalam waktu dekat akan dikeluarkan untuk motor lainnya yang diproduksi di sini,” papar Benny. Banderolnya cukup bersahabat kok. Yakni Rp 60 ribu.

Oh iya, karena dirancang rendah friksi (low friction), otomatis bisa membuat rantai dan gir jadi lebih awet dan tidak berisik. “Bobotnya juga lebih ringan dibanding gir standar,” terang Benny sembari menunjukkan gir yang dimaksud untuk dibandingkan dengan gir konvensional.

Saat gir tersebut coba dijajal dipasangkan rantai dengan ukuran yang sesuai. Hasilnya, rantai tetap bisa ngeplak dengan sempurna lo. Penasaran? Cobain aja deh! (motorplus.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa