Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Komparasi Vespa Sprint 150 3V i.e dan Peugeot Django 150 Allure, Duel Skutik Premium Eropa

Otomotifnet - Kamis, 10 Maret 2016 | 13:22 WIB
No caption
No credit
No caption

Jakarta - Peugeot Django 150 cukup laris ketika mulai dipasarkan Agustus 2015 silam. Kehadirannya tentu menjadi pesaing skutik premium lain yang lebih dulu mengaspal, misal Vespa Sprint 150 yang sama-sama brand Eropa dan harga tak terpaut jauh.

Mungkin ada di antara pembaca sedang bingung ketika akan memilih keduanya? Untuk memberikan panduan mana yang paling pas untuk Anda, maka kami hadirkan komparasinya. Yuk kita ulas bersama hasil pengetesan keduanya.

No caption
No credit
No caption
 

Desain
Desain Peugeot Django sangat kental dengan nuansa retro tapi modern. Bisa dilihat dari bentuk bodi yang serba membulat, panjang dan dipadu krom yang membuat kesan elegan. Penggunaan pelek ring 12 lengkap dengan white wall menjadikannya makin klasik.

Sedang Vespa Sprint bisa dibilang mempunyai desain yang klasik namun sporty. Seperti lampu utama model segi empat, bagian spidometer yang dilindungi visor kecil, bentuk kaca spion meruncing, desain bodyline yang dinamis, sampai bentuk palang pelek ring 12-nya yang berjari-jari banyak, keren!

Jadi suka yang retro modern atau klasik namun sporty? Sesuaikan dengan selera ya!

Fitur & Teknologi
Django mempunyai bagasi lega di bawah jok depan, cukup untuk menyimpan helm half face, namun sayang panas mesin sangat terasa, jadi kurang pas untuk menaruh makanan atau gadget. Gak perlu bingung untuk membawa kedua barang itu, simpan saja di boks bagasi di belakang karena sudah menjadi aksesori standar pada tipe Allure, lega kan?

Ada 2 laci di bawah setang, bagian kiri merupakan mulut bahan bakar, sedangkan di sebelah kanan dilengkapi output power 12 volt yang bisa digunakan untuk charging handphone. Ada pula pengait untuk menggantung barang bawaan yang bisa dilipat bila tidak digunakan, sehingga terlihat lebih rapi.

Spidometernya lumayan lengkap dengan kombinasi jarum sebagai penunjuk kecepatan, sedangkan odometer, tripmeter, voltmeter, fuelmeter, jam, suhu udara, dan jadwal servis ditampilkan dalam bentuk digital. Tidak sampai di situ, lampu–lampu sudah LED, kecuali lampu utama pakai H4. Di bagian switch sudah terdapat hazard dan lampu dim khas motor Eropa.

Namun sayang letak switch dirasa sangat tebal dan jauh dari grip setang, sehingga agak sulit untuk menyalakan sein apalagi jika ingin membunyikan klakson secara mendadak. Sudah didukung dengan ban tubeless dan disc brake pada kedua rodanya, dibekali juga dengan Synchro Braking Control (SBC) atau biasa dikenal dengan combi brake, tekan tuas rem belakang otomatis roda depan juga ikut melambat.

Django dibekali mesin 150,6 cc, 4- tak, satu silinder berpendingin udara, dengan fuel injection dan diklaim powernya 10,7 dk, cukup lah digunakan berkeliling perkotaan.

Sementara di Vespa Sprint tidak terlalu banyak fitur yang disuguhkan, paling terlihat ada DRL 3 titik di sisi kanan dan kiri, terlihat mencolok terlebih ketika malam tiba. Spidometernya juga sama kombinasi jarum dan digital yang berisi jam, odometer, tripmeter, dan fuelmeter.

Bentuknya berada di setang kanan, menawarkan akses mudah bagi pengendara. Keunggulan Sprint ada di sistem keamanan, kunci sudah dibekali teknologi immobilizer. Seandainya kunci setang motor bisa dibobol maling, tapi tidak dengan sistem pengapiannya, sehingga mesin tetap tidak bisa dihidupkan.

Mesinnya 154,8 cc, 4-tak, SOHC 3 klep, injeksi berpendingin udara. Untuk mengurangi laju, Sprint dibekali rem depan cakram 200 mm dan belakang teromol 140 mm.

No caption
No credit
No caption
 

Riding Position & Handling
Posisi duduk yang ditawarkan kedua skutik ini sedikit berbeda. Sprint dengan tinggi jok 790 mm dikombinasi setang tinggi dan dek rendah menawarkan posisi yang cukup santai. Kakinya bisa bergeser maju mundur karena ada sedikit tanggul di tengah deh. Namun perlu dicatat saat berhenti, karena cukup tinggi bagi rider berpostur 173 cm pun masih agak jinjit.

Sementara Django joknya lebih rendah lagi, sayang tak ada data pasnya berapa mm dari tanah. Yang pasti posisi duduknya santai lagi, karena setang jadi terasa tinggi. Sementara dek juga cukup tinggi, sehingga posisi paha jadi rata. Nah dek Django model rata, sehingga kaki lebih leluasa.

Bicara handling, Django yang dibekali suspensi depan teleskopik ganda dan monosok di belakang terasa lebih nurut dan redaman suspensinya empuk. Sehingga untuk jalan santai nyaman, di kecepatan tinggi pun mudah dikendalikan. Repotnya di kemacetan, karena wheelbase panjang 1.350 mm dipadu putaran setang sempit sehingga radius putar lebar, efeknya enggak lincah berkelit di antara mobil.

Satu lagi catatannya Django ini sangat rendah, sisi bawah gampang menggasak polisi tidur. Sementara itu Sprint yang dibekali suspensi dan lengan tunggal, redaman terasa keras. Belum lagi engine mounting khas Vespa, ada celah untuk bergoyang ke kanan-kiri, sehingga untuk menikung pantat seakan lari-lari. Sementara di kemacetan Sprint jauh lebih lincah karena sudut belok lebar, dan sisi bawah tak mudah membentur polisi tidur karena cukup tinggi. 

No caption
No credit
No caption
 

Performa
Untuk mengetahui performa mesin tentu berdasarkan feeling di jalan dan data akselerasi pakai Racelogic. Sprint ternyata digdaya di putaran bawah sampai menengah, di jalan sangat terasa responsif saat dipakai stop and go di kemacetan, buka gas langsung terasa mau ngacir.

Dari data Racelogic juga terbaca jika skutik Italia ini sesuai dengan namanya yang jago ‘sprint’ atau lari jarak dekat. Tampak dari data di 0-60 km/jam dan 0-80 km/jam yang lebih cepat dari Django. Termasuk juga pencapaian di jarak 100 dan 201 meter, Sprint lebih gesit.

Beda karakter dengan Django, skutik asal Perancis ini ternyata lebih digdaya di putaran menengah ke atas. Pada kecepatan tinggi nafasnya seakan enggak habis-habis, sedang bawahnya biasa saja.

Terlihat jelas dari pencapaian waktu di 402 meter, Django hanya 22,3 detik sedang Sprint 22,7 detik. Pencapaian top speed pun mengindikasikan Django nafasnya lebih panjang, data dari Racelogic mencatatkan 98,5 km/jam, sedang Sprint hanya 95,8 km/jam.

No caption
No credit
No caption
 

Konsumsi Bensin
Berapa konsumsi bensin keduanya? Dipakai harian di Jakarta dan sekitarnya dengan berbagai kondisi jalan ternyata angka yang didapat sangat mirip, hanya beda 0,55 km/lt. Tepatnya Sprint 38,1 km/lt sedang Django 38,65 km/lt. Beti alias beda tipis bro..

Harga
Peugeot Django 150 Allure dengan desain retro modern serta suguhan segudang fitur ini ditawarkan dengan harga Rp 37,9 juta off the road Jakarta, sedangkan Vespa Sprint 150 3v i.e yang mempunyai desain sporty dengan garis dinamis pada bodinya berkisar Rp 34,6 juta, namun sudah on the road Jakarta. Jadi, pilih yang mana?

 

Kesimpulan
Dari 6 parameter yang digunakan, ternyata keduanya beda tipis ya. Peugeot Django unggul di sisi fitur & teknologi, riding position & handling dan konsumsi bensin. Sementara Vespa Sprint lebih dominan di segi harga. Sedang desain tentu kembali ke selera masingmasing. Dan untuk performa bisa dibilang sepadan, tinggal suka yang enak di bawah atau atas. (motor.otomotifnet.com)

Data tes
Vespa Sprint 150 3V i.e
0-60 km/h : 6,6 detik
0-80 km/h : 12,9 detik
0-100 m : 8,4 detik
0-201 m : 13,8 detik
0-402 m : 22,7 detik
Top speed spidometer : 107 km/h
Top speed Racelogic : 95,8 km/h
konsumsi BBM : 38,1 km/L

Peugeot Django 150 Allure
0-60 km/h : 7,4 detik
0-80 km/h : 13 detik
0-100 m : 9 detik
0-201 m : 13,9 detik
0-402 m : 22,3 detik
Top speed spidometer : 100 km/h
Top speed Racelogic : 98,5 km/h
konsumsi BBM : 38,65 km/L

Unit Test:
Peugeot Django 150 Allure : PT. Garasindo International Motors : 021-71792049
Vespa Sprint 150 3V i.e : PT. Premier International : 021-73889977

Editor : Otomotifnet

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa