Nah, sok tipe gas ini kata Alfian karakternya justru lebih responsif dibanding sok tipe oli.
Tak heran bila kebanyakan sokbreker high performance atau kompetisi, menggunakan jenis ini.
Selain itu, beberapa merek mobil juga ada yang menggunakan sokbreker tipe gas sebagai standarnya.
Toh, bantingan suspensinya bisa tetap nyaman.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Buka Suara, Salah Kaprah Soal Balik ke Ducati, Ini Penjelasannya!)
“Jadi, bukan karena jenis isi soknya, melainkan karena settingan force-nya.
Untuk membuktikannya, bisa menggunakan dyno sokbreker.
Pasti akan ketahuan nilai force-nya antara sokbreker oli maupun gas,” jelas Alfian lagi.
Belum lama ini OTOMOTIF iseng-iseng mengganti sokbreker belakang Suzuki Ertiga GX keluaran 2013, pakai produk aftermarket tipe gas.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR