Mesin Panther memang 'lawas', tapi soal endurance masih mumpuni
Kehadirannya selama 24 tahun memang spesial dibuat untuk pasar Indonesia. Tak heran kalau popularitasnya terbilang legendaris.
Head unit multimedia Kenwood, bikin kabin lebih segar dan membuat Panther jadi 'bertambah' fitur
Berdasarkan data Gaikindo 2014, penjualan Isuzu Panther tercatat sebanyak 3.948 unit. Memang angka itu turun dari tahun 2013 yang sebanyak 4.990 unit.
MOBIL PENJELAJAH
Kalau di awal dekade ’90-an ada ‘tagline’ Isuzu Panther cuma butuh Rp 44 ribu untuk bahan bakar dari Jakarta menuju pulau Bali maka identitas itulah yang masih tertanam di benak peminat loyalnya.
Mesin terakhir yang disematkan di Isuzu Panther Grand Touring ini kodenya 4JA1L berspek Diesel Direct Injection 2.500 cc dan sudah dilengkapi turbocharger.
Dibekali tenaga 80 dk (3.500 rpm) dengan torsi puncak 19.5 (1.800 rpm) menjadikan Isuzu Panther belum kehilangan identitasnya sebagai kendaraan penjelajah.
Saat mencoba konsumsi solar, dengan melaju konstan 60 km/jam didapati angka konsumsi 17,22 liter untuk setiap kilometernya.
Memang dengan posisi mobil yang tinggi, karakter suspensi yang terbilang empuk, dan bobot 2.170 kilogram membuat manuver tajam dengan Panther harus dilakukan secara berhati-hati. Munculnya gejala limbung membutuhkan kesigapan khusus atas kontrol setir.
Itu kalau memang dibutuhkan untuk bermanuver tajam. Nah, kalau memang dipakainya melaju normal, jujur saja, suspensinya yang ‘empuk’ itu banyak membantu menjaga kenyamanan.
Oya, satu lagi, melintasi genangan air setinggi 30 cm yang sempat muncul di beberapa titik di Jakarta juga tidak mengundang keraguan.
Bantingannya membuat bodi mobil yang di Phillipina bernama Isuzu Croswind ini bergoyang seperlunya saja saat melintasi permukaan jalan yang berlubang ataupun tidak rata.
• (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR