Jakarta - Bagi Dede, memiliki Vespa lawas dengan komponen aslinya adalah sebuah kepuasan tersendiri. Apalagi mekanik dari bengkel spesialis Vespa 2-tak, Scatola Garage ini sering melihat tunggangan langganannya. So, makin ngiler jadinya.
Tak mau tanggung, sebuah Vespa VNB lansiran 1961 diboyongnya dalam bentuk bahan. "Sedikit demi sedikit saya kerjakan disela waktu luang. Hasilnya, butuh waktu tiga tahun untuk menjadikannya seperti ini," buka Dede.
Menurutnya, lamanya pengerjaan bukan hanya karena kesibukannya mengurus motor konsumen saja. Tapi juga terkendala lamanya pesanan komponen-komponen Vespa klasiknya.
"Yang susah itu nyari printilan detailnya. Seperti rumah lampu depan SIEM, tatakan ban serep belakang hingga speedometer. Bisa lima bulan nunggunya," seru pria ramah ini.
Menurutnya, jika ingin cepat selesai sebenarnya bisa saja memakai komponen subtitusi lokal, tapi hal ini coba seminimal mungkin dilakukannya. "Kepuasannya beda bro. Pas hunting itu seninya membangun Vespa lawas," paparnya bangga.
Sementara urusan mesin, Dede tetap mempertahankan kapasitas dan komponen standar Vespa 125cc ini. "Kalau ada yang diganti, ya pasti ada, tapi tetap pakai standar Vespa kok. Misalnya knalpot yang terpaksa pakai tipe Excel."
Toh demikian, kegemarannya akan motor custom bikin Dede tetap gatal untuk menjarah Vespa-nya agar tak tampil standar ting-ting. "Biar atraktif, bodi di cat silver dari Danagloss dan dilapis pernis Du Pont. Sementara karet bodi pakai warna merah buatan Thailand. Jok standarnya juga dibuat trondol tanpa busa," pungkasnya sembari menyebut saklar dan lampu belakang asli masih jadi buruan selanjutnya. (motor.otomotifnet.com)
Tak mau tanggung, sebuah Vespa VNB lansiran 1961 diboyongnya dalam bentuk bahan. "Sedikit demi sedikit saya kerjakan disela waktu luang. Hasilnya, butuh waktu tiga tahun untuk menjadikannya seperti ini," buka Dede.
Menurutnya, lamanya pengerjaan bukan hanya karena kesibukannya mengurus motor konsumen saja. Tapi juga terkendala lamanya pesanan komponen-komponen Vespa klasiknya.
"Yang susah itu nyari printilan detailnya. Seperti rumah lampu depan SIEM, tatakan ban serep belakang hingga speedometer. Bisa lima bulan nunggunya," seru pria ramah ini.
Sementara urusan mesin, Dede tetap mempertahankan kapasitas dan komponen standar Vespa 125cc ini. "Kalau ada yang diganti, ya pasti ada, tapi tetap pakai standar Vespa kok. Misalnya knalpot yang terpaksa pakai tipe Excel."
Toh demikian, kegemarannya akan motor custom bikin Dede tetap gatal untuk menjarah Vespa-nya agar tak tampil standar ting-ting. "Biar atraktif, bodi di cat silver dari Danagloss dan dilapis pernis Du Pont. Sementara karet bodi pakai warna merah buatan Thailand. Jok standarnya juga dibuat trondol tanpa busa," pungkasnya sembari menyebut saklar dan lampu belakang asli masih jadi buruan selanjutnya. (motor.otomotifnet.com)
Data Modifikasi:
Karet bodi: Vespa Thailand
Cat: Danagloss
Pernis: Du Pont
Knalpot: Excel
Jok: Asli custom
Tatakan ban serep belakang: Vespa Italia
Lampu depan: SIEM (original)
Speedometer: Veglia (original)