Otomotifnet.com- Di kelas motor sport tanggung, Yamaha Scorpio-Z punya kapasitas silinder termasuk paling besar. Meski angkanya masih di bawah Suzuki Thunder 250 yang sempat beredar di jalan pada eranya.
Tapi, buat Sunarto Rusli yang tinggal di Angke Indah 5, Jakarta Barat, performa Scorpio-Z miliknya dirasa kurang mumpuni.
Apalagi jika dihadapkan dengan bobot motor yang cukup berat. Makanya doi kepingin dongkrak performa melalui bore-up mesin biar lebih sip diajak turing.
“Pemilik hobinya turing. Pengin power dan torsinya lebih, lalu saya tawarkan bore up sampai 400 cc. Bisa aja sampai 500 cc, cuma kasihan dinamo starter standar. Yang ini saja mesti pintar starter agar setrum aki enggak tekor,” ujar Jimmy Hamdani, mekanik Schnell Motorsport.
Bore up 400 cc yang hasil aslinya 361,5 cc kata Jimmy didapat dari penggantian seher diameter 85,5 mm.
Piston berdiameter besar itu dicomot dari motor Honda SR400. Dan biar enggak gampang menciut, liner silinder diganti boring mobil diesel yang tahan panas.
Seher pun digandeng setang seher Yamaha XT400. Kebetulan lubang pen di seher dan di setang tidak ada masalah. Cuma biar torsinya ikut naik, lubang pen di kruk as digeser.
“Enggak banyak sih. Cuma maju 2,3 mm dan total strokenya jadi 63 mm. Makanya paking silinder bawah tebalnya 11 mm pakai aluminium,” imbuh mekanik di Jl. Tubagus Angke No. 38, Jakarta Barat itu.
Biar hasilnya maksimal, ruang bakar dikasih rasio kompresi aman yaitu 11,5 : 1.
Dok. Otomotifnet
Yamaha Scorpio 400 cc
“Enggak banyak sih. Cuma maju 2,3 mm dan total strokenya jadi 63 mm. Makanya paking silinder bawah tebalnya 11 mm pakai aluminium,” imbuh mekanik di Jl. Tubagus Angke No. 38, Jakarta Barat itu.
Biar hasilnya maksimal, ruang bakar dikasih rasio kompresi aman yaitu 11,5 : 1.
Semua didapat dari ubahan kubah dome bernut juga kepala piston yang diseting high comp. Lalu pembesaran ruang bakar disesuaikan payung klep gambot bahan titanum diameter 43/38 mm.
Begitu pun pasokan aliran gas bakar. Bensin Pertamax lewat karbu PM36, debitnya diatur kem yang punya durasi 265 derajat pada kem in dan out. “Cuma lubang in digedein jadi 36 mm dan lubang ex 32 mm biar tendangan balik gas bakar pas sama knalpot custom,” tunjuk Jimmy yang bilang pakai pengapian koil YZ125 dan CDI Rextor GRM AC.
Pantes sekarang pemiliknya lebih pede.
DATA MODIFIKASI
Sok depan : Kawaski D-Tracker
Lengan ayun : Pro arm Honda NSR SP
Monosok : Honda CS1 custom
Pelek : Honda NSR SP
Batok lampu : New Satria FU150
Begitu pun pasokan aliran gas bakar. Bensin Pertamax lewat karbu PM36, debitnya diatur kem yang punya durasi 265 derajat pada kem in dan out. “Cuma lubang in digedein jadi 36 mm dan lubang ex 32 mm biar tendangan balik gas bakar pas sama knalpot custom,” tunjuk Jimmy yang bilang pakai pengapian koil YZ125 dan CDI Rextor GRM AC.
Pantes sekarang pemiliknya lebih pede.
DATA MODIFIKASI
Sok depan : Kawaski D-Tracker
Lengan ayun : Pro arm Honda NSR SP
Monosok : Honda CS1 custom
Pelek : Honda NSR SP
Batok lampu : New Satria FU150