First Ride Honda NM4 Vultus, Nih Sensasi Kopling Gandanya!

Dimas Pradopo - Rabu, 8 Juli 2015 | 16:00 WIB

(Dimas Pradopo - )


Jakarta - Setelah membedah teknologi unggulannya, kini giliran NM4 Vultus  dicoba! Yuk rasakan sensasi sport cruiser 750 cc yang dijual Rp 435 juta. Tak perlu basa-basi panjang lebar, langsung to the point saja!

Desain

Bentuknya terlihat cool dan futuristik, beda dengan motor saat ini. “Bentuknya memang sangat futuristis, desain yang akan jadi tren di masa depan,” terang Harsanindhitya B.P, Project Leader Honda Big Bike PT Astra Honda Motor.

Spidonya berubah warna tergantung mode berkendara yang dipakai

Paling menarik tentu sisi depan, terdapat sayap runcing yang mendekap lampu, ujungnya sebagai tempat sein. Rumah spion pun terintegrasi di ujung sayap itu. Mmm... jadi motornya Batman cocok nih ya?

Fitur

Seluruh lampu di NM4 ini menggunakan LED, termasuk lampu utama dan panel instrumen, makanya warna bisa berubah dengan 25 variasi. Guna penyimpanan barang, tersedia boks di depan tepatnya di samping windshield. Sisi kanan membukanya tinggal pencet, kiri harus pakai kunci karena ada colokan untuk mengecas HP.


Untuk memberikan kenyamanan, footstep depan didesain lebar, panjang dan bisa melipat. Jok untuk penumpang dibikin bisa dilipat untuk sandaran pengendara, ada 3 pilihan sudut kemiringan dan bisa dimaju-mundurkan.

Fitur unggulan dari sektor mesin menggunakan crankshaft 270° dan transmisi 6 speed dengan DCT (Dual Clutch Transmission) atau transmisi kopling ganda. Transmisi ini ada pilihan D (drive), S (sport) dan manual.

Ada tempat barang sekaligus untuk ngecas di depan

Riding Position & Handling
NM4 Vultus ini punya tinggi jok hanya 650 mm, pendek banget! Dengan footstep di depan dan setang menjorok ke belakang, posisi duduk jadi begitu santai. Apalagi kalau jok belakang dijadikan sandaran. Nyaman banget!

Handling khas besutan cruiser, dengan rake 33° dan wheelbase mencapai 1.645 mm membuatnya sangat nyaman dan stabil di jalan lurus. Namun saat belok tak bisa patah, wajib ambil ancang-ancang, termasuk ketika berputar di parkiran butuh space luas.

Jok belakang bisa jadi sandaran dengan 3 pilihan kemiringan

Dengan mengaplikasi ban belakang 200/50-17 membalut pelek 6.25 x 17, bentuk permukaannya agak mengotak, saat belok di kecepatan tinggi mesti main badan, kalau tidak akan sedikit susah, apalagi bobot mencapai 245 kg.

Performa
Mengusung mesin 750 cc 2 silinder segaris, istimewanya tentu pakai kruk as 270° dan adanya DCT. Untuk detail teknologinya simak halaman 28 ya.

Ketika mesin menyala, karena aplikasi kruk as 270° ada sedikit getaran yang terasa. Dan ditambah suara seakan mesin V-Twin hasil dari perbedaan profil kem, hasilnya bukan mengganggu namun justru bikin berwibawa.

Mau pakai D atau S pakai tombol ini

“Sesuai masukan konsumen di segmen ini, mereka maunya karakter mesin seperti V,” terang Sarwono Edhi, Technical Training Development PT AHM.

Ketika dalam kondisi netral, spidometer akan berlatar putih. Percobaan pertama pakai mode D, caranya pencet sekali tombol yang ada di setang kanan, yang diiringi suara “ceklak”, persis seperti kalau kita menginjak tuas persneling. Maklum di dalam rangkaian DCT tetap ada rangkaian transmisi, namun tuas digantikan motor listrik. Kemudian di panel spidometer diiringi muncul info D 1 (Drive dan gigi 1).

Buka gas maka laju langsung ngacir, torsinya di putaran bawah terasa kuat khas besutan overstroke (bore x stroke 77 x 80 mm). Seiring naiknya kecepatan otomatis gigi pun pindah sendiri, tetap diiringi suara “ceklak” dan berubahnya angka jadi D 2 dan seterusnya.

Tombol untuk menaikkan (+) dan menurunkan (-) gigi ada di setang kiri

Hebatnya meski bersuara, perpindahan ini berlangsung sangat halus dan tanpa jeda maupun entakan, tentu berkat adanya 2 kopling yang bekerja masing-masing untuk rangkaian gigi genap dan ganjil. Dan saat kecepatan turun, posisi gigi langsung pindah ke yang lebih rendah lengkap dengan rasa engine brake-nya.

Jika tuas kita pencet sekali lagi, maka mode jadi S dengan tampilan spido jadi ungu. Perbedaan dengan D perpindahan gigi di rpm lebih tinggi sehingga makin agresif.

Jika ingin main manual, ketika posisi D atau S pencet tombol di setang kanan yang depan. Maka panel spidometer berubah jadi merah, dan hanya tertera angka 1 dan seterusnya sampai 6 sesuai posisi gigi.

Hebatnya perpindahan ini berlangsung sangat halus dan tanpa jeda maupun entakan

Untuk memindah gigi, gunakan tombol di setang kiri. Tombol depan untuk menaikkan dan belakang menurunkan. Canggihnya, kendati bisa pindah manual, komputer tetap membaca kecepatan dan putaran mesin. Jika masih terlalu pelan, maka tak bisa dipaksa pindah ke gigi yang lebih tinggi.

Canggih ya! Mau tahu perbedaan catatan akselerasi ketika pakai D maupun M? Tunggu hasil test ride-nya ya! (otomotifnet.com)

Footstepnya lebar dan panjang, sayang pedal rem belakang agak susah diinjak

Data Spesifikasi

P x L x T 2.380 x 933 x 1.170 mm
Wheelbase 1.645 mm
Ground Clearance 130 mm
Seat Height 650 mm
Curb Weight 245 kg
Caster Angle/Trail 33.0°/110 mm
Fuel Capacity 11,6 Liter
Engine Type Liquid-Cooled, 4-Stroke, 8-Valve, SOHC, Parallel 2-Cylinder
Displacement 745 cc
Carburation PGM-FI [Programmed Fuel Injection]
Bore x Stroke 77 mm x 80 mm
Transmission Type 6-Speed Dual Clutch Transmission [DCT]
Compression Ratio 10,71
Maximum Power 54 dk/6.250 rpm
Maximum Torque 68 Nm/4.750 rpm
Starter Type Electric Starter
Oil Capacity 3,9 Liter
Clutch Type Wet Multiplate Hydraulic 2-Clutch
Frame Type Diamond, Steel Pipe
Suspensi depan 43 mm Telescopic Fork, travel 125 mm
Suspensi belakang Monoshock Damper, Pro-Link Swingarm, travel 100 mm
Rem depan 320 mm Single Wavy Hydraulic Disc with Two Piston Caliper and Sintered Metal Pads [2-Channel ABS]
Rem belakang 240 mm Single Wavy Hydraulic Disc with Single-Piston Caliper and Resin Mold Pads Ban depan 120/70–ZR18M/C
Ban belakang 200/50–ZR17M/C
Battery Capacity 12 V/11.2 AH
Security HISS [Honda Ignition Security System]