Mengusung livery khas Honda red white blue
Tampilannya tak asing lagi, karena telah beredar lama dan versi terakhir ini muncul sejak 2014. Cirinya dibekali 2 lampu utama yang dibikin lebih tegas, desainnya kini diadopsi CBR150R dan CBR250R. Paling eksotik dari versi SP ini, tentu penggunaan suspensi dari Ohlins dan rem depan Brembo. Sistem rem dibantu eC-ABS, electronic Combined-ABS.
Panel indikator full digital, didominasi takometer, spidometer, indikator gigi, suhu mesin dan beberapa info lain yang mudah dipantau karena layar cukup besar.
Untuk membantu handling, Honda membekali electronic steering damper (HESD), setang akan memberat seiring naiknya kecepatan. Berikutnya ada Honda Ignition Security System untuk mengamankan motor dari maling.
Suspensi depan Ohlins NIX30, mahal nih!
Sebagai motor kategori murni sport, yang lebih pas mengaspal di sirkuit, enggak heran jika posisi duduknya membungkuk karena setang di bawah tangki, jok tinggi dan footstep ke belakang. Makanya kalau jalan merayap pergelangan tangan, pinggang dan punggung terasa pegal. Apalagi di jalan menurun dari Kintamani ke Denpasar, ketika pengereman beban tertumpu di tangan, hasilnya makin pegal.
Soal handling, untuk kategori superbike 1000 cc, motor berangka aluminium twin spar ini termasuk gampang dikendalikan. Tak susah diajak belok walaupun tetap harus main badan, maklum bobotnya 210 kg.
Kemudahan bermanuver itu tentu tak terlepas juga dari redaman upside down Ohlins NIX30 dan monosok Ohlins TTX36 full adjustable. Ya walaupun untuk jalan raya tetap terasa keras, kalau di sirkuit sih pasti mantap banget nih, apalagi aplikasi ban Pirelli Diablo Supercorsa SC Premium, untuk jalan raya berlebihan, terlalu menggigit.
Panel indikator, spidometer dan takometer jadi porsi terbesar
Performa
Sebenarnya performa mesin 4 silinder segaris 16 klep DOHC berkapasitas 999,9 cc ini buas, tenaga maksimalnya mencapai 178,3 dk/12.250 rpm dan torsi 114 Nm/10.500 rpm. Sayangnya karena turing ramai-ramai jarang bisa buka gas, lebih sering hanya 80-100 km/jam di putaran mesin 3.000-4.000 rpm saja, jadi tak bisa merasakan keluarnya tenaga maksimal. Hanya sesekali menyentuh 5.000 rpm yang diiringi suara gahar dari mesin.
Repotnya naik motor sport yang mestinya di sirkuit namun di jalan raya melaju pelan, suhu mesin jadi tinggi, rata-rata manteng di 100-102° C. Saat menyentuh 102° C, betis kaki kanan terasa makin hangat karena ada embusan angin panas dari kipas, sedang kaki kiri terasa saat 106° C, dimana kipas kecil di kiri ikut menyala. (otomotifnet.com)
Depan pakai kaliper Brembo monoblok 4 piston, pastinya pakem banget
Belakang pakai Ohlins TTX36, punya compression dan rebound 22 klik!
Mesin powerful, sayang belum bisa eksplorasi maksimal
Tenaga maksimalnya mencapai 178,3 dk/12.250 rpm dan torsi 114 Nm/10.500 rpm!
P x L x T: 2.080 x 720 x 1.141 mm
Wheelbase: 1.410 mm
Ground clearance: 130 mm
Tinggi jok: 820 mm
Bobot basah: 210 kg
Caster angle/trail: 23°3/96 mm
Kapasitas tangki: 17,5 liter
Tipe mesin: 4 langkah 16 klep DOHC 4 silinder segaris berpendingin cairan
Kapasitas mesin: 999,8 cc
Pengabutan: PGM-DSFI
Bore x stroke: 76 x 55,1 mm
Transmisi: 6 speed
Rasio kompresi: 12,3:1
Tenaga maksimal: 178,3 dk/12.250 rpm
Torsi maksimal: 114 Nm/10.500 rpm
Suspensi depan: Upside down Ohlins NIX30
Suspensi belakang: Unit Pro-Link Ohlins TTX36
Rem depan: 320 x 4,5 mm Brembo monoblok 4 piston
Rem belakang: 220 x 5 mm single piston
Ban depan: 120/70-ZR17M/C
Ban belakang: 190/50-ZR12M/C