Pasang Pro Arm Moge, Pelajari Dulu Sebelum Aplikasi

Otomotifnet - Rabu, 18 Februari 2015 | 15:30 WIB

(Otomotifnet - )




Jakarta - Dibanding swing arm limbah moge (motor gede), harga pro arm moge memang lebih mahal. Tapi peranti yang juga sering disebut mono arm ini banyak diandalkan dalam dunia modifikasi karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya hi-tech dan lebih mewah.

“Saat ini yang banyak dipakai dan gampang dicari adalah limbah mono arm Honda RVF 400 dengan harga kisaran Rp 20 juta-an. Lebih mahal hampir 2 kali model swing arm moge biasa. Kenapa single arm mahal, karena harus beli  satu paket yang isinya; pro arm, pelek, cakram, kaliper, master rem dan kelengkapan lainnya.

Sedangkan swing arm biasa, bisa diketeng dan hanya beli arm-nya saja tanpa pelek,” ucap Rudy Gunawan, empunya Berkat Motor (BM). Modifikator yang ngepos di Jl. Ciledug Raya, Kreo, Tangerang, Banten ini menambahkan jika pro arm copotan moge asal Italia seperti Ducati dan MV Agusta, tidak banyak peminat.

“Selain barangnya susah dicari, lebar pinggang arm terlalu ekstrim. Jadi arm depan harus dipapas cukup banyak, kemudian gir rantai bagian depan mesti dibikin keluar biar simetris dengan belakang,” paparnya.

Nah, bagi pecinta modifikasi dan berencana aplikasi peranti ini, perlu diketahui apa saja yang mesti disesuaikan jika berminat pasang lengan ayun ubahan itu. Monggo. • (otomotifnet.com)


Pemasangan pro arm ada dua sistem, yakni; gendong dan langsung. Maksudnya gendong, yaitu ada tambahan braket atau pegangan arm seperti undur-undur pada motor matik. Sedangkan model langsung tanpa adanya braket tambahan, sehingga pinggang pro arm langsung menempel pada sasis.

 “Demi keamanan dan kenyamanan, saya tidak merekomendasi pakai sstem gendong, karena rawan melintir,” tukas modifikator lebih dari 10 tahun main limbah moge


Pemasangan monosok ada 2 sistem, yakni; model tancap atau langsung ke lengan ayun. Contoh; Yamaha R25, Byson, Honda New Mega Pro dan beberapa motor lainnya. Sedangkan model kedua yaitu pakai link, seperti; Yamaha Scorpio dan Kawasaki Ninja 250.

“Secara teknis lebih canggih dan stabil pakai ayunan (link). “Beban monosok juga lebih ringan, karena dibantu link tersebut. Sedangkan pro arm moge, semua sudah menggunakan link,” terang Rudy.


Lebar pinggang mono arm moge yang akan dipasang, harus dipapas alias custom menyesuaikan pinggang sasis motor yang akan dimodifikasi. Kalau mengandalkan pro arm moge Italia, pinggang terlalu lebar dan mesti banyak penyesuaian


Agar pemasangan pro arm sempurna, mesti bikin braket atau dudukan monosok baru di sisi atas atau custom. Karena biasanya dudukan monosok bagian bawah, posisinya lebih mundur dibanding standarnya. Jadi dudukan monosok atas mesti menyesuaiakan biar tidak terlalu miring