Di atas mesin dyno, data diambil untuk pembanding setingan sebelumnya
“Sehingga kita dapat dengan mudah mendapatkan patokan hasil yang diinginkan,” papar Suhartanto, salah satu mekanik muda nasional, papan atas.
Pada motor standar pabrik, hal itu juga bisa dilakukan. Data yang didapat saat mesin dalam kondisi standar, dijadikan pembanding setelah melakukan ubahan atau pemasangan part pendongkrak performa mesin.
“Pada intinya, alat dynometer enggak bisa langsung memberikan hasil terbaik dari performa mesin motor. Saat suhu mesin sudah dalam kondisi ideal, maka puncak performa motor baru bisa didapat,” jelas mekanik yang akrab disapa Kupret itu.
Dengan mengunakan laptop, ubahan atau bisa dilakukan secara drastis, kudu step by step
Pada mesin motor balap saja, setelah 10 kali run baru didapat power maksimal motor. Setelah itu, grafik performa mesin akan menunjukkan arah yang flat.
Naik-turunnya grafik Power, Torque dan AFR (perbandingan udara dan bahan bakar) digunakan untuk mengatur setting ignition timing dan fuel pada komponen mesin maupun ECU.
Selain suhu mesin, pelumasan yang optimal juga bisa mempengaruhi hasil setingan di atas mesin dyno
Detail pengaturan yang benar akan berimbas pada optimalnya performa mesin, efisien dan aman. Seting yang dilakukan tuner tim balap, memang jadi rahasia mereka.
“Tapi yang pasti setingan enggak bisa langsung didapat seketika dengan pengubahan mapping secara drastis. Harus sedikit demi sedikit dan detail agar dapat hasil sesuai kebutuhan,” papar Kupret.
Enggak hanya suhu mesin optimal yang dibutuhkan agar didapat performa ideal saat seting diatas dyno. Pelumasan yang sudah menyeluruh pada mesin, juga bisa membuat hasil di atas mesin dyno enggak sesuai keinginan. (motor.otomotifnet.com)