Persiapan Lintas Pulau, Bisa Cermati Rombakan Taft Ini!

Rabu, 27 Agustus 2014 | 14:12 WIB


Demi mendukung pengecekan usaha kebun di Palembang, modifikasi pun dilakukan agar perjalanan lebih nyaman

Sering bepergian ke arah Sumatera, membuat Ciputra Simbolon menempuh langkah modifikasi tunggangannya.

"Ini mobil turunan dari ayah saya. Baru saya pakai pada 1997. Cukup lama dipakai dalam keadaan standar sebelum akhirnya dimodifikasi," sebut pemilik Daihatsu Taft Hiline GTL keluaran 1993.


Mesin dipasang turbo supaya tenaga tidak kedodoran saat berjalan jauh

Perjalanan ke tanah seberang yang tidak bisa ditebak, memaksanya melakukan modifikasi di banyak sektor. Mesin tetap pakai standar, hanya ditambah turbo RHB5 milik saudaranya, Daihatsu Ruger.

Menurutnya, dengan pemasangan turbo tersebut sangat berguna ketika berada di jalan menanjak dan jalan lurus yang tergolong panjang.

"Jadi lebih percaya diri saat mendahului kendaraan yang pelan. Nafas mesin juga lebih panjang," cerita Putra, sapaannya.


Instrument cluster pakai Daihatsu Ruger. Penunjuk kecepatan dalam dua model MPH dan KPH serta ada indikator turbo

Supaya lebih maksimal, intercooler juga dipasang. Nah, pemasangan pendingin udara membuat anggota TDI (Taft Diesel Indonesia ) ini harus rela merobek kap mesin standarnya. Ini dimaksudkan untuk mengarahkan udara luar ke intercooler yang posisinya berada di atas mesin.

Berbeda cerita dengan modifikasi yang diterapkan pada kaki-kaki. Sistem suspensi standar Daihatsu Taft Hiline dianggap terlalu keras. Sehingga tidak memberi kenyamanan ketika melibas trek aspal di pulau Sumatera.


Rak ini dipakai untuk membawa hasil dari kebun keluarga

Demi mendapat kenyamanan, pria berusia 30 tahun ini mengubah kaki-kaki. Untuk depan dan belakang dipakai model per ulir. "Modifikasi ini oleh bengkel XC Trail di Pondok Cabe. Jauh lebih nyaman dibanding kondisi standar," sebutnya.

Dengan mendapat kenyamanan serta kelenturan suspensi, jadwal pengecekan ke kebun sawit dan karet di kawasan Palembang menjadi lebih mudah dilakukan. ‘Pekerjaan' Jakarta-Palembang dengan menggunakan mobil tersebut dilakukan paling tidak 2 kali dalam satu bulan.


Suspensi sudah berganti pakai coilspring menjadikan bantingan lebih empuk

Nah, karena sering berada di perkebunan, maka transmisi serta recovery kit juga dipakai yang mumpuni. Gearbox juga diambil milik saudaranya, Ruger. Menurut anggota B4C (Bintaro 4Wheel Community) ini, transmisi tersebut memiliki perbandingan gigi yang lebih besar, sehingga lebih mudah berada di tanjakan.

Sementara itu, untuk recovery kit, hanya terpasang winch keluaran KÖhler 12000. Memang jarang dipakai, tapi tetap dipasang untuk berjaga-jaga.(mobil.otomotifnet.com)