Berawal karena punya turbo kit Zage, begitu mendapat tawaran mesin berkode M18A berkapasitas 1.800 cc dan membangun Suzuki Swift lansiran 2006, langsung saja digarap. “Tadinya mau pasang di mobil lain, karena bengkel penuh terus, jadi dialihkan ke Swift,” ungkap pria yang memiliki anak kembar ini.
Agar mesin bekerja dengan sempurna, Dastek Unichip Q+ dipercaya mengatur kerja mesin selama dipakai harian ataupun race. Ubahan paling kentara hanya di crank pulley dan fuel rail kit yang lagi-lagi dipercayakan merek Work Engineering. “Paking set masih bawaan M18A, mau ganti baru susah nyarinya,” kekeh pria kelahiran 1974 ini.
Hasilnya, prestasi Swift ini tidak usah diragukan lagi. Pada kejuaran drag race beberapa waktu lalu di Sentul, Ajat meraih best time 13 detik. Sementara di Magelang, meyabet juara 5 kelas FFA 201 m dengan best time 9,3 detik.
Lucunya, karena sempat mengalami kebocoran kompresi pada saat di Sentul, pada seri drag race di Bandung, Ajat menurunkan boost menjadi 0,6 bar yang biasanya 0,8 bar. “Saya start masih menyalakan AC dan finish pakai gigi 2. Alhamdulillah masih dapat juara 1, kelas 10 detik,” tutup Ajat. (mobil.otomotifnet.com)