Suzuki Swift GT 2009, Racing is The Best

billy - Kamis, 13 September 2012 | 14:06 WIB

(billy - )


Modifikasi dengan aliran racing, pasti enggak jauh-jauh dari kecepatan. Serangkaian ubahan pada sektor mesin menjadi fokus utama, yang kemudian diikuti oleh penampilan agar terlihat garang.

David, si pemiliki Suzuki Swift 2009 ini misalnya. Dia sudah lama berkecimpung dalam dunia modifikasi mobil. Berbagai aliran pernah dicoba. “Dulu sempat modifikasi mobil aliran elegan, tapi lama kelamaan membosankan,” jelasnya.

Akhirnya pada bulan Mei 2012, hatchback ini ganti aliran. Prosesnya kurang lebih memakan waktu tiga bulan, karena menunggu engine parts datang semua. “Untuk pengerjaan mesin, kurang lebih memakan waktu satu bulan,” ucapnya yang mempercayakan pada bengkel Shift Engineering.

Tahap awal, mesin diubah menjadi forced induction dengan penambahan rumah keong Garret GT-25. Untuk mendukung kinerjanya, ditambah pula intercooler APEX’i dan blow-off HKS Super SQV III. Agar kuat menahan kompresi tinggi, piston lansiran Wiseco disanding dengan setang piston Manley.

Sementara thorttle body pakai milik Nissan Silvia Turbo, fuel pump Walbro dan air filter Suzuki Sport. Untuk ‘otaknya’ andalkan piggyback Dastek Unichip Q+ dan Dastek Unichip I-drive.

Lalu, mengimbangi mesin beringasnya, kaki-kaki turut dioptimalkan. Per Tein Coilover, strut bar serta lower bar lansiran Ultra Racing ditanam di bagian depan. Sedangkan strut bar Cusco di suspensi belakang. Pelek Volk Rays CE28 dan ban Yokohama Advan Neova 195/50-15 jadi pilihannya.

Menunjang penampilan, aura carbon look dihadirkan pada mobil mungil ini, seperti pada body kit, spoiler, engine hood dan spion. “Bodi Suzuki Swift terkenal paling berat di antara kompetitor lain, makanya sedikit di-reinforce,” ungkapnya.

Masuk ke interior juga terasa aroma racingnya. Sepasang jok bucket Bride Ergo dan seatbelt Takata 4 titik dan aneka panel indikator seperti takometer, boost meter dan turbo timer Pivot dan water temp Defi.

Selain itu, David pun menghadirkan aroma JDM (Japanese Domestic Market). Bisa dilihat dari penempelan sticker dan pernak-pernik JDM macam towing Sunline di depan dan NRG di belakang. “Pokoknya aliran modif ini yang paling enggak ngebosenin,” tutur pengusaha optic ini.

Gas terus Bos!




Penampilan sudah racing, mesin yang sudah gahar. Tapi, untuk urusan audio, David enggan mengikuti aliran racing. “Kalau untuk audio, saya tidak suka yang beraliran racing, hehe..,” candanya.

Namun, kualitas audionya tergolong mumpuni untuk mobil beraliran racing. Contoh Head unit mengapliaksi Alpine CDE-101E, kemudian didukung power amplifier Cubic Sky Drive 4-channel.

Agar dentuman bass semakin keluar, dipasang subwoofer 10 inci keluaran RS Cubic. Lalu, kualitas suara semakin tajam dan jernih didengar, terdapat sepasang tweeter Cubic. (mobil.otomotifnet.com)