Usai berkeliling pabrik, seluruh media diajak mencicipi Spin dengan duduk manis sebagai navigator dan penumpang. Trek yang dipakai sangat terbatas hanya melewati area test drive berupa jalan kasar dan bergelombang untuk pengujian suspensi. Tak sampai 10 menit jadi sangat terbatas untuk mengeksplorasinya. Seluruh unit yang dipakai varian tertinggi 1.5 otomatis 6-speed, padahal yang bikin penasaran itu versi turbo diesel 1.300 cc-nya.
Transmisi matik tiptronic-nya itu bisa diubah menjadi manual 5-kecepatan serta common rail direct injection turbo, menjadi nilai tambah buat Spin karena kedua fitur tersebut hanya dia satu-satunya yang memiliki di kelasnya. Kompetitor Spin antara lain All New Toyota Avanza, All New Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga dan Nissan Grand Livina.
Merasakan duduk sebagai navigator, permukaan dasbor terasa lebar sehingga membuat pandangan jadi luas. Warna two tone beige dan abu-abu melabur interior. Laci dasbor sangat besar. Duduk diam di balik kemudi 3-spoke, tangan kiri saya bergerilya memegang tombol head unit, A/C dan tongkat persneling; mudah dijangkau dan dioperasikan.
Bergeser ke jok tengah. Terasa lapang dan nyaman. Tapi buat yang bertubuh tinggi lebih baik jangan duduk di kursi belakang. Lagi-lagi ada yang unik, lubang A/C untuk penumpang tengah dan belakang ada di plafon. Dengan begitu interior terasa sangat lega karena tak terhalang double blower. Kunci sudah dilengkapi dengan Alarm Immobilizer dan menghidupkan mesin secara otomatis.
Spin mempunyai dimensi 4.340 x 2.620 x 1.685 mm (P x L x T). Untuk mengejar kenyamanan penumpang, suspensi depan menggunakan Independent Type McPherson dan belakang Semi Indendent Torsion Beam. Dengan bodi monoque dikalim menjamin kenyamanan dan stabilitas kendaraan pada saat digunakan di berbagai kondisi permukaan jalan. (mobil.otomotifnet.com)