Jakarta - Sebelum punya Honda Mobilio saat ini, pada 2002 sampai 2007 silam PT. Honda Prospect Motor mengandalkan Stream untuk mengisi kelas MPV 7 seaters.
Penjualan saat itu memang tak terlalu banyak jika dibanding lawan sekelas, misal generasi pertama dari Januari 2002 sampai Desember 2004 menurut website Honda terjual 5.979 unit.
Kendati bergelar MPV, namun Stream punya karakter sedan, lantaran dibangun dengan basis Civic dengan ciri sasis rata dan rendah.
Hanya dipanjangkan sekitar 100 mm agar bisa dipasang jok baris ketiga. Lantaran berbasis sedan, Stream punya beberapa keunggulan dibanding MPV sekelasnya, seperti coefisien drag rendah hanya 0,3.
Efeknya jelas bikin akselerasi makin cepat dan konsumsi bensin lebih efisien. Berkat basis sedan pula, pengendalian Stream terkenal stabil kendati di kecepatan tinggi. Dengan karakter demikian, tak heran sampai saat ini masih banyak pengguna setia Stream.
Tertarik ingin meminang juga? Sebelumnya simak dahulu berbagai info berikut, sehingga memberikan gambaran seperti tipe yang ada, penyakit sampai harga spare part fast moving-nya. Yuk... • (otomotifnet.com)
Generasi dan Tipe
Honda Stream pertama kali dijual di Indonesia tahun 2002, kemudian di-facelift pada 2004 dengan perbedaan yang cukup mencolok. “Perbedaan Stream gen 1 dengan gen 2 cukup banyak, dari head lamp, stop lamp, bumper depan belakang, grill depan, sepatbor depan dan kap motor juga beda, pintu bagasi pun berbeda,” ujar Durandoro, pemakai Honda Stream 2.0 tahun 2005. Kedua generasi ini punya tampilan yang berbeda, jika generasi pertama lebih elegan, maka generasi kedua sporti.
Misal lampu utama generasi pertama mirip trapesium, sedang kedua lebih sporti dengan lampu bulat di dalamnya mikanya. Begitu juga lampu belakang, generasi dua cirinya lampu mundur di samping pelat nomor.Tak hanya eksteriornya, interior pun ada perbedaan. “Bedanya di panel AC, ada aksen krom di panel kisi AC tengah untuk memutar ke kiri atau kanannya. Setir beda, bahan jok beda, bahkan bentuk head rest juga beda, yang gen 1 enggak bolong tengahnya,” tukas Duran lagi, yang juga member
Perawatan
"Terpenting adalah penggantian oli jangan terlambat, dan juga lakukan tune up rutin," terang Eddy Solihin, pemilik bengkel Ramayana Motor, spesialis Honda di bilangan Kedoya, Jakbar. Dan sebaiknya setiap 5.000 km dilakukan servis rutin, dikarenakan kendaraan ini sudah cukup berumur.Tune-up meliputi pembersihan throttle body, idle air control valve, cek busi, setel klep, dan pembersihan saringan udara. Biaya jasa tune-up dihargai Rp 175 ribu.
Viskositas oli sebaiknya pakai SAE 10W-40 sesuai rekomendasi pabrikan. Soal bahan semi sintetik atau full sintetik, tinggal disesuaikan budget • PenyakitHonda Stream bukan termasuk mobil yang rewel. “Asal perawatan rutinnya diperhatikan pasti jarang rusak,” ujar Ayen, pemilik toko spare part Sinar Jaya Motor dan juga servis khusus Honda di sentra onderdil Cipete kolong, Jaksel. Menurut pria ramah ini, Stream penyakitnya karena usia pakai saja,
“Paling juga di kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, dan ball joint,” ucapnya.Menurut Bowo, Instruktur Honda Bintaro, yang harus diperhatikan Stream adalah link stabilizer dan tie rod, serta seal-seal pompa power steering, plus slang high pressure power steeringnya. "Namun, bukannya penyakit bawaan, tapi sudah lebih karena usia pakai saja," ujarnya.
Penyakit
Honda Stream bukan termasuk mobil yang rewel. “Asal perawatan rutinnya diperhatikan pasti jarang rusak,” ujar Ayen, pemilik toko spare part Sinar Jaya Motor dan juga servis khusus Honda di sentra onderdil Cipete kolong, Jaksel. Menurut pria ramah ini, Stream penyakitnya karena usia pakai saja, “Paling juga di kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, dan ball joint,” ucapnya.
Menurut Bowo, Instruktur Honda Bintaro, yang harus diperhatikan Stream adalah link stabilizer dan tie rod, serta seal-seal pompa power steering, plus slang high pressure power steeringnya. "Namun, bukannya penyakit bawaan, tapi sudah lebih karena usia pakai saja," ujarnya.
Fast Moving
Soal spare parts tidak perlu takut. Bengkel resmi dan toko spare part di sentra otomotif banyak yang menjualnya. "Paling sering laku di toko saya adalah bushing arm, harganya Rp 160 ribu per buah, butuh 4 buah untuk roda depan," ujar Rohman dari Prima Jaya Motor di Palmerah, Jakbar.Parts yang paling mahal untuk kaki-kaki adalah sokbreker depan. Harganya Rp 1,5 juta per buah. Lalu di Sinar Jaya Motor harga filter oli Rp 35 ribu, filter udara Rp 145 ribu, filter bensin Rp 310 ribu.
Untuk parts kaki-kaki seperti kampas rem depan Rp 375 ribu, kampas rem belakang Rp 160 ribu. Tie rodnya dijual Rp 325 ribu dan long tie rodnya Rp 450 ribu.
Data Tes New Stream 2.0 2004
Akselerasi
0-100 km/jam: 12,59 detik
40-80 km/jam: 5,49 detik
0-402 meter: 18,93 detik
Konsumsi bensin (liter:km)
Dalam kota: 1:8
Konstan 80 km/jam: 1:14
Data spesifikasi
Mesin: 1.7 [Tab] 2.0
Jenis: D17 1.668 cc [Tab] K20 1.998 cc
Silinder: 4 segaris [Tab] 4 segaris
Katup: SOHC, 16 klep, VTEC [Tab] DOHC, 16 klep, i-VTEC
Tenaga: 130 dk/6.300 rpm [Tab] 150 dk/6.500 rpm
Torsi: 155 Nm/4.800 rpm [Tab] 186,33 Nm/4.000 rpm
Transmisi:MT/AT Tiptronic+Grade Logic Control
Kemudi: Rack and pinion power assisted
Rem: cakram ventilasi (depan), cakram (belakang) dilengkapi ABS, EBD, BA
Suspensi: toe control link struts (depan), reactive-link double wishbone (belakang)
Tertarik ingin meminang juga? Sebelumnya simak dahulu berbagai info berikut, sehingga memberikan gambaran seperti tipe yang ada, penyakit sampai harga spare part fast moving-nya. Yuk... • (otomotifnet.com)
Generasi dan Tipe
Honda Stream pertama kali dijual di Indonesia tahun 2002, kemudian di-facelift pada 2004 dengan perbedaan yang cukup mencolok. “Perbedaan Stream gen 1 dengan gen 2 cukup banyak, dari head lamp, stop lamp, bumper depan belakang, grill depan, sepatbor depan dan kap motor juga beda, pintu bagasi pun berbeda,” ujar Durandoro, pemakai Honda Stream 2.0 tahun 2005. Kedua generasi ini punya tampilan yang berbeda, jika generasi pertama lebih elegan, maka generasi kedua sporti.
Misal lampu utama generasi pertama mirip trapesium, sedang kedua lebih sporti dengan lampu bulat di dalamnya mikanya. Begitu juga lampu belakang, generasi dua cirinya lampu mundur di samping pelat nomor.Tak hanya eksteriornya, interior pun ada perbedaan. “Bedanya di panel AC, ada aksen krom di panel kisi AC tengah untuk memutar ke kiri atau kanannya. Setir beda, bahan jok beda, bahkan bentuk head rest juga beda, yang gen 1 enggak bolong tengahnya,” tukas Duran lagi, yang juga member
Perawatan
"Terpenting adalah penggantian oli jangan terlambat, dan juga lakukan tune up rutin," terang Eddy Solihin, pemilik bengkel Ramayana Motor, spesialis Honda di bilangan Kedoya, Jakbar. Dan sebaiknya setiap 5.000 km dilakukan servis rutin, dikarenakan kendaraan ini sudah cukup berumur.Tune-up meliputi pembersihan throttle body, idle air control valve, cek busi, setel klep, dan pembersihan saringan udara. Biaya jasa tune-up dihargai Rp 175 ribu.
Viskositas oli sebaiknya pakai SAE 10W-40 sesuai rekomendasi pabrikan. Soal bahan semi sintetik atau full sintetik, tinggal disesuaikan budget • PenyakitHonda Stream bukan termasuk mobil yang rewel. “Asal perawatan rutinnya diperhatikan pasti jarang rusak,” ujar Ayen, pemilik toko spare part Sinar Jaya Motor dan juga servis khusus Honda di sentra onderdil Cipete kolong, Jaksel. Menurut pria ramah ini, Stream penyakitnya karena usia pakai saja,
“Paling juga di kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, dan ball joint,” ucapnya.Menurut Bowo, Instruktur Honda Bintaro, yang harus diperhatikan Stream adalah link stabilizer dan tie rod, serta seal-seal pompa power steering, plus slang high pressure power steeringnya. "Namun, bukannya penyakit bawaan, tapi sudah lebih karena usia pakai saja," ujarnya.
Penyakit
Honda Stream bukan termasuk mobil yang rewel. “Asal perawatan rutinnya diperhatikan pasti jarang rusak,” ujar Ayen, pemilik toko spare part Sinar Jaya Motor dan juga servis khusus Honda di sentra onderdil Cipete kolong, Jaksel. Menurut pria ramah ini, Stream penyakitnya karena usia pakai saja, “Paling juga di kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, dan ball joint,” ucapnya.
Menurut Bowo, Instruktur Honda Bintaro, yang harus diperhatikan Stream adalah link stabilizer dan tie rod, serta seal-seal pompa power steering, plus slang high pressure power steeringnya. "Namun, bukannya penyakit bawaan, tapi sudah lebih karena usia pakai saja," ujarnya.
Fast Moving
Soal spare parts tidak perlu takut. Bengkel resmi dan toko spare part di sentra otomotif banyak yang menjualnya. "Paling sering laku di toko saya adalah bushing arm, harganya Rp 160 ribu per buah, butuh 4 buah untuk roda depan," ujar Rohman dari Prima Jaya Motor di Palmerah, Jakbar.Parts yang paling mahal untuk kaki-kaki adalah sokbreker depan. Harganya Rp 1,5 juta per buah. Lalu di Sinar Jaya Motor harga filter oli Rp 35 ribu, filter udara Rp 145 ribu, filter bensin Rp 310 ribu.
Untuk parts kaki-kaki seperti kampas rem depan Rp 375 ribu, kampas rem belakang Rp 160 ribu. Tie rodnya dijual Rp 325 ribu dan long tie rodnya Rp 450 ribu.
Data Tes New Stream 2.0 2004
Akselerasi
0-100 km/jam: 12,59 detik
40-80 km/jam: 5,49 detik
0-402 meter: 18,93 detik
Konsumsi bensin (liter:km)
Dalam kota: 1:8
Konstan 80 km/jam: 1:14
Data spesifikasi
Mesin: 1.7 [Tab] 2.0
Jenis: D17 1.668 cc [Tab] K20 1.998 cc
Silinder: 4 segaris [Tab] 4 segaris
Katup: SOHC, 16 klep, VTEC [Tab] DOHC, 16 klep, i-VTEC
Tenaga: 130 dk/6.300 rpm [Tab] 150 dk/6.500 rpm
Torsi: 155 Nm/4.800 rpm [Tab] 186,33 Nm/4.000 rpm
Transmisi:MT/AT Tiptronic+Grade Logic Control
Kemudi: Rack and pinion power assisted
Rem: cakram ventilasi (depan), cakram (belakang) dilengkapi ABS, EBD, BA
Suspensi: toe control link struts (depan), reactive-link double wishbone (belakang)