Jakarta - Pelek mobil ibarat sepatu pada manusia yang mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai komponen vital yang membuat mobil bisa menggelinding. Kedua, pendukung penampilan, tapi sekalipun model bagus dan merek ternama tanpa diimbangi dengan desain mur roda yang bagus, jadi percuma.
Pengalaman pemilik Honda Jazz lansiran 2004 menggunakan pelek Suzuki Swift. Ternyata mur yang digunakan terlalu pendek. Alhasil, roda tidak mengunci dengan sempurna, apalagi offset juga berbeda.
Selain solusi tersebut, perhatikan pula jenis pelek dan mur roda yang digunakan. Untuk mur roda, tersedia ukuran 1,5 mm dan 1,25 mm. Seperti pabrikan Honda, Toyota, dan Mitsubishi menggunakan mur roda berukuran 1,5 mm.
Aluminium
Tak hanya pelek, tren modifikasi kaki-kaki yang sedang menjamur saat ini salah satunya mengganti mur roda standar bergaya racing. Ciri paling kentara yakni mur roda terlihat ‘nongol’ dari lubang baut pada pelek.
Sebenarnya, sah-sah saja untuk mengaplikasi ini di kendaraan kesayangan. Karena sangat menunjang penampilan, apalagi yang bergaya racing. Tapi, tentu saja mesti diperhatikan jenis dan ragam yang ditawarkan.
Di pasaran, sangat banyak yang menjual varian lug nut racing. Harga yang ditawarkan pun beragam. Seperti merek Replika D1 Spec. Harga yang dibanderol oleh gerai Rolex di bilangan ITC Duta Mas Fatmawati, Jaksel sebesar Rp 300 ribu untuk satu set sebanyak 20 buah.
"Ini bahannya dari alumunium. Untuk urusan kekuatan, pastinya lebih kuat mur roda bawaan pabrik, karena bahannya besi," ujar Yoyo dari gerai Rolex.
Handoko, dari gerai Graha Sakti di bilangan ITC Duta Mas, Fatmawati menyatakan bahwa pemakaian mur roda aftermarket bergaya racing, harus perhatikan jenis dan ukuran pelek yang digunakan. Jika sudah naik ukuran sebesar 3 inci dari standar, hindari penggunaan mur roda aftermarket.
Lain halnya jika mengaplikasikan mur roda racing original seperti Enkei, SSR, Rays. Enkei memiliki 2 jenis mur roda, duralumin dan floating. Floating adalah jenis mur roda yang memiliki dinding miring di sekeliling mur. Itu berfungsi agar pelek yang digunakan, tidak mengalami kerusakan karena pemakaian sehari-hari.
"Merek seperti Enkei, SSR, Rays memang tergolong mahal, berkisar Rp 1,8-3 juta. Ini memang kebanyakan dipakai untuk balap, tapi harian pun enggak masalah kok," ujar Iwan dari gerai Auto Distro di Jl. Asem 2 No.2A, Cipete, Jaksel.
Iwan menambahkan, penggunaan mur roda racing berbahan stainless pun harus hati-hati. Karena saat kondisi roda panas, ditambah panas dari rem, jangan membuka baut roda. Karena drat baut roda rentan tergerus yang menyebabkan drat menjadi slek. Perhatikan jenis mur roda pada kendaraan, walaupun kondisi standar pun bergam modelnya. Model cone dan mode sleeve atau shok merupakan jenis dari mur baut standar.
Jika standar kendaraan menggunakan mur jenis sleeve, sudah jelas tidak akan bisa menggunakan jenis cone. Karena mur cone diperuntukkan, untuk pelek yang memiliki diameter lubang mur sedikit lebih besar dari mur itu sendiri. (Mobil.Otomotifnet.com)
1). Baut Roda Racing aftermarket berbahan alumunium. Perhatikan keamaanan dan keselamatan ya sob!Selain solusi tersebut, perhatikan pula jenis pelek dan mur roda yang digunakan. Untuk mur roda, tersedia ukuran 1,5 mm dan 1,25 mm. Seperti pabrikan Honda, Toyota, dan Mitsubishi menggunakan mur roda berukuran 1,5 mm.
Aluminium
Tak hanya pelek, tren modifikasi kaki-kaki yang sedang menjamur saat ini salah satunya mengganti mur roda standar bergaya racing. Ciri paling kentara yakni mur roda terlihat ‘nongol’ dari lubang baut pada pelek.
Sebenarnya, sah-sah saja untuk mengaplikasi ini di kendaraan kesayangan. Karena sangat menunjang penampilan, apalagi yang bergaya racing. Tapi, tentu saja mesti diperhatikan jenis dan ragam yang ditawarkan.
Di pasaran, sangat banyak yang menjual varian lug nut racing. Harga yang ditawarkan pun beragam. Seperti merek Replika D1 Spec. Harga yang dibanderol oleh gerai Rolex di bilangan ITC Duta Mas Fatmawati, Jaksel sebesar Rp 300 ribu untuk satu set sebanyak 20 buah.
"Ini bahannya dari alumunium. Untuk urusan kekuatan, pastinya lebih kuat mur roda bawaan pabrik, karena bahannya besi," ujar Yoyo dari gerai Rolex.
Handoko, dari gerai Graha Sakti di bilangan ITC Duta Mas, Fatmawati menyatakan bahwa pemakaian mur roda aftermarket bergaya racing, harus perhatikan jenis dan ukuran pelek yang digunakan. Jika sudah naik ukuran sebesar 3 inci dari standar, hindari penggunaan mur roda aftermarket.
Lain halnya jika mengaplikasikan mur roda racing original seperti Enkei, SSR, Rays. Enkei memiliki 2 jenis mur roda, duralumin dan floating. Floating adalah jenis mur roda yang memiliki dinding miring di sekeliling mur. Itu berfungsi agar pelek yang digunakan, tidak mengalami kerusakan karena pemakaian sehari-hari.
"Merek seperti Enkei, SSR, Rays memang tergolong mahal, berkisar Rp 1,8-3 juta. Ini memang kebanyakan dipakai untuk balap, tapi harian pun enggak masalah kok," ujar Iwan dari gerai Auto Distro di Jl. Asem 2 No.2A, Cipete, Jaksel.
Iwan menambahkan, penggunaan mur roda racing berbahan stainless pun harus hati-hati. Karena saat kondisi roda panas, ditambah panas dari rem, jangan membuka baut roda. Karena drat baut roda rentan tergerus yang menyebabkan drat menjadi slek. Perhatikan jenis mur roda pada kendaraan, walaupun kondisi standar pun bergam modelnya. Model cone dan mode sleeve atau shok merupakan jenis dari mur baut standar.
Jika standar kendaraan menggunakan mur jenis sleeve, sudah jelas tidak akan bisa menggunakan jenis cone. Karena mur cone diperuntukkan, untuk pelek yang memiliki diameter lubang mur sedikit lebih besar dari mur itu sendiri. (Mobil.Otomotifnet.com)
2). Baut Standar pabrikan berbahan besi pun beragam jenisnya sesuai dengan tipe mobil
3). Untuk pabrikan BMW diatas tahun 2000. Konsultasikan Kembali untuk menganti baut roda. karena ada baut yang pakai kunci khusus tuh..
4). Baut roda Enkei Sport RC Floating. Dengan desain tidak merusak pelek dan kualitas yang patut diperhitungkan
5). Pastikan baut roda tidak melebihi lebar pelek, untuk menjaga keselamatan dalam berkendara.