Cegah Radiator Keropos, Cek Kondisi Air Radiator

Senin, 7 Oktober 2013 | 16:06 WIB


Jakarta - Jangan sekali-sekali radiator diisi dengan air ledeng, apalagi air tanah yang disedot dengan pompa listrik. Terlebih, untuk mobil-mobil baru. Makanya, sekarang ini, sebagai penggantinya  diisi radiator coolant yang mempunyai dua peran penting.

Pertama, cairan berwarna kehijauan itu menaikkan titik didih air saat mesin bekerja. Kedua, ia mencegah korosi yang disebabkan proses elektrolisis.

"Elektrolisis terjadi kala dua senyawa kimia mulai bertukar elektron yang menyebabkan korosi," jelas Steven Suryawijaya dari bengkel Kiara Mobilindo. Sampai terjadi pengeroposan lantaran mesin kendaraan terbuat dari bahan campuran tembaga, besi tuang, aluminium, dan campuran magnesium. Maka, elektrolisis perlahan-lahan membuat keropos.

Di sini, peran coolant yang memiliki aditif mencegah bertukarnya elektron. Tapi, tergantung kualitasnya juga. Coolant yang buruk atau tidak bekerja maksimal merupakan konduktor listrik yang baik dan dapat mempercepat proses elektrolisis.

Nah, untuk mengecek kualitas radiator coolant bukan dengan cara membuka tutup radiator dan dilihat dari atas, melainkan pakai multi tester. Sebagai peragaan adalah Mazda2 2010 yang belum pernah ganti radiator coolant dan jarak tempuhnya 20 ribu km.

Ikuti langkah-langkah di bawah ini:
1. Buka tutup radiator. Ingat, mesin dalam kondisi dingin. Lalu, atur posisi bacaan multi tester digital pada voltase, cukup pilih menu 20 volt atau lebih rendah.

2. Hidupkan mesin dan ketika sudah mencapai temperatur kerja, masukkan kutub positif dari multi tester ke mulut radiator sampai menyentuh coolant. Trus, minta bantuan teman untuk menekan pedal gas sampai 2.000 rpm.

3. Kemudian, kutub negatis multi tester dihubungkan ke ground baterai. Pada layar multi tester muncul angka voltase. 

4. Jika angkanya 0,4 volt, sebut Steven,  atau kurang dari itu, berarti kondisi coolant masih baik dan mesin terbesa dari korosi. Kalau di atas itu, cepat kuras.  (Mobil.Otomotifnet.com)