Saat Cuci Mobil, Perhatikan Komponen Kelistrikan

billy - Jumat, 22 Februari 2013 | 08:03 WIB

(billy - )

Tampilan mobil yang resik dapat mencerminkan kepribadian pemiliknya. Terutama, kondisi cuaca akhir-akhir ini. Hujan membuat kendaraan jadi lebih cepat kotor. Pemilik pun harus lebih sering mengunjungi tempat cuci atau salon mobil. Namun begitu, jangan langsung pasrah kepada tukang cuci. Sebab, tak sedikit usai dicuci ada komponen yang tidak berfungsi, bahkan sampai mesin tidak mau di-starter. Makanya nih, ada bagian-bagian tertentu yang wajib diperhatikan. Apa saja sih?

ATUR TEKANAN

Proses mencuci biasanya dilakukan normal dengan disiram biasa atau pakai alat semprot bertekanan. Apalagi, sekarang banyak dijual beragam alat semprot untuk membersihkan mobil sendiri di rumah.

Menilik modelnya, ada yang butuh pompa air atau kompresor tekanan tinggi. Alatnya juga bervariasi, misal ujung noselnya dapat disetel agar semprotan airnya lurus atau menyebar. Atau tekanan airnya yang bisa disetel, tergantung ukuran kompresornya.

Nah, jika dilakukan sebatas normal, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jangan sampai juga main asal semprot. "Jika menggunakan alat semprot bertekanan, perhatikan bagian kelistrikan," ujar Margo, pemilik bengkel cuci mobil Planet Car Wash di Jln. Panjang No.5, Kebon jeruk, Jakbar.

Misal dinamo starter. Kalau kemasukan air bisa terjadi korsleting, otomatis tidak ada pengapian dan mesin pun tidak mau dihidupkan. Klakson juga bisa tidak berfungsi karena kabel-kabelnya lepas akibat kena air bertekanan tinggi.
"Sebab pernah ada kejadian orang mencuci mobil sendiri, karena tidak tahu dan main siram saja, klaksonnya tidak bunyi," katanya. Waspada juga untuk klakson model keong, perhatikan arah corong klakson supaya air enggak mudah masuk. Sebaiknya, hadapkan klakson ke bawah.

Patut dicermati juga lokasi tempat sekring. Kalau tekanan air cukup kencang, air dapat menyusup dari sela-sela penutup boks sekring. Pernah juga kejadian mobil matik yang soket inhibitornya kemasukan air, sistem jadi error dan tidak bisa membaca posisi gigi transmisi.

"Soket-soket lampu juga rentan dari semprotan. Begitu pula aki, makanya kepala aki plus biasanya kita tutup," timpal Muhammad Uchen, kru bengkel

OTOMOTIF Service Stasion (OSS) di Jalan Panjang No.8A, Jakbar.

Untuk itu proses penyemprotan juga ada caranya. Kalau yang high pressure pakai kompresor, usahakan jarak nosel penyemprot jangan terlalu dekat.

"Jarak aman minimal setengah meter. Kalau kena tangan dalam jarak 5 cm saja, kulit bisa sobek karena kesenggol air semprotan bertekanan tinggi," cerita Margo.

Termasuk menyemprot kolong dan bodi. Jika pakai penyemprot tekanan tinggi, untuk kolong jarak alat semprot boleh lebih dekat agar kotoran seperti lumpur bisa rontok. Tapi, hati-hati sama antikarat yang rentan terlepas juga ya. Ketika menyemprot bodi, jarak normal sekitar 20 cm dengan terus menggerakkan alat semprot.
Untuk mesin, agak dijauhkan agar daya semprot tidak terlalu kuat. "Sebetulnya mencuci mesin dengan semprot itu semua berdasarkan permintaan pelanggan. Jika tidak, kita tak akan melakukannya karena tidak mau ambil risiko," urai Margo.

Kalaupun tidak mau disemprot, saat pengeringan, mesin dilap, disemprot pakai angin untuk membersihkan semua debu. Bahkan ada juga yang membersihkan mesin dengan menyemprotkan uap untuk merontokkan debu-debu.

"Dengan menyemprot uap, begitu uap menyentuh permukaan bagian mesin, langsung hilang uapnya. Lebih aman untuk mobil-mobil yang banyak kelistrikannya dan hasilnya lebih bersih," urai Daniel Saputra, manajer bengkel salon mobil ShowCar Garage di Jln. Meruya Ilir Raya No.191, Jakbar.

Untuk mobil-mobil tahun '90 ke bawah, Margo tidak menyarankan bagian kolong atau mesin dicuci pakai penyemprot bertekanan. Sementara, Daniel tidak merekomendasi mobil tahun 2000 ke bawah atau 7 tahun ke bawah untuk dicuci mesinnya, karena masih banyak bagian yang terbuka.

Nah, jadi jangan asal tinggal saat mobil masuk bengkel cuci mobil. Kalau perlu, kasih tahu bagian mana yang tidak boleh kena semprot, terutama mobil yang sudah dimodifikasi, karena banyak alat-alat kelistrikan tambahan. (mobil.otomotifnet.com)