RFID sendiri merupakan modul terdiri dari beberapa alat yang terintegrasi antara kendaraan dengan data center milik Pertamina. “Data yang tersimpan dalam chip RFID tag berupa jenis kendaraan, identitas pemilik kendaraan, nama SPBU dan volume BBM yang diisikan. Dikirim melalui device controller ke data center Pertamina. Yakni melalui sebuah server lokal yang ditransmisikan pada SPBU,” terang Darius, saat ditemui langsung di Kantor Pusat Pertamina.
Untuk mendapatkan alat RFID tidak dikenakan biaya alias gratis. Pihak Pertamina akan menyebar alat RFID pada sejumlah SPBU, tempat umum hingga sejumlah instansi pemerintah dan swasta. “Pertama kali akan di efektifkan di seputar Jakarta dulu. Secara bertahap akan mencakup seluruh Indonesia,” lanjut Darius, seraya bilang proses pemasangan RFID tag tidak lebih dari 5 menit.
Penggunaan alat RFID ini sementara hanya sebatas monitoring saja, jika seluruh sistem telah terpasang maka pengendalian akan dilakukan. “Melalui data yang dikirim ke kantor pusat Pertamina, maka akan diketahui secara terperinci konsumsi BBM bersubsidi untuk tiap kendaraan. Maka risiko penyelewengan dapat ditekan,” imbuh pria yang berkarir di Pertamina sejak tahun 1994 ini. (mobil.otomotifnet.com)