All About Chassis, Ladder vs Monocoque

billy - Kamis, 12 April 2012 | 11:01 WIB

(billy - )


Tak jarang pemilik mobil kerap melakukan manuver di luar batas kewajaran, tanpa memperhitungkan risiko yang mungkin dapat ditimbulkan lantaran karakter kendaraannya tak mendukung untuk melakukan aksi berlebihan saat berkendara. Sebaiknya sebelum bermanuver, kenali dan pahami karakter dari kendaraan Anda.

Semisal pada kendaraan jenis minibus dan MPV. Umumnya mengaplikasi sasis model ladder frame. Desainnya terpisah dengan bodi, dan bentuknya bertingkat mirip anak tangga. Rangka jenis ini dibaut ke bodi mobil dan dapat dilepas antara rangka dan bodi.

"Kalau model ladder atau biasa dikenal model tangga letaknya ada di bawah bodi, terpisah, tidak menyatu bodi," ujar Joko Warsito dari divisi teknik Roda-4 PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), APM mobil Suzuki.

Besutan lain seperti jenis sedan dan beberapa MPV, dibekali desain rangka menyatu dengan bodi mobil. "Biasa disebut monocoque (monokok), dimana frame disatukan dengan bodi kendaraan dan tidak bisa dipisah seperti pada ladder frame," jelas Iwan Abdurahman dari Technical Division PT Toyota-Astra Motor (TAM), APM Toyota.

 Ladder frame lebih banyak diandalkan buat kendaraan heavy duty, Bodi mobil dengan sasis monokok dilengkapi kemampuan menyerap benturan lebih baik

Menurut Iwan, rangka jenis monokok tercipta dari lembaran-lembaran pelat yang dilas. Di bagian bawahnya tercipta struktur frame yang terbentuk dari pelat-pelat yang lebih tebal, atau benar-benar rangka besi.

Joko menambahkan kalau sasis monokok kebanyakan dipakai untuk jenis mobil sedan dan kendaraan-kendaraan yang peruntukannya buat kebutuhan ringan lain. Sedangkan untuk sedan agak besar dan jenis SUV, memakai model gabungan ladder dan monokok. Seperti Suzuki Grand Vitara dan Grand Escudo.

 Sasis monokok membuat bobot mobil lebih ringan namun efek bising di kabin lebih besar

Sementara ladder frame banyak dianut kendaraan jenis MPV seperti Toyota Kijang Innova. Sedangkan All New Avanza mengadopsi sasis unibody alias monokok.

Lebih lanjut Joko memaparkan kalau di setiap jenis sasis, pada beberapa titiknya, telah mengalami penguatan atau reinforce. "Jadi ada titik tempa dan titik pegangannya, dengan teknik pengelasan menggunakan las modern dibantu sistem robotik dengan perhitungan matang," jelas pria murah senyum ini. (mobil.otomotifnet.com)