Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) kendaran masih cukup rendah. Padahal energi terbarukan ini memiliki tingkat ekonomis tinggi dibanding bahan bakar fosil. Hal inilah yang mendorong Robbi R. Sukardi untuk lebih memasyarakatkan gas sebagai bahan bakar yang aman dan murah.
“Saya ingin sekali membuat suatu komunitas atau klub otomotif yang beranggotakan para pemilik mobil pengguna BBG,” terang Robbi, yang dikenal sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI).
Menurutnya dengan biaya Rp 3.100 Liter Setara Premium (LSP), tentu sangat ekonomis dibanding membeli BBM subsidi sekalipun. “Saat ini orang masih ragu karena minimnya infrastruktur SPBG, tapi hal ini bisa disiasati dengan pengoperasian Mobile Refueling Unit serta Gas Transport Module. Yang fungsinya dapat berjalan mobile dan menjangkau jalan sempit sekalipun,” beber Robbi yang juga menjabat sebagai Managing Director PT Raja Rafa Samudra.
Permasalahan lainnnya adalah soal harga converter kit yang masih tergolong tinggi bagi masyarakat. “Sebetulnya dengan investasi sebesar Rp 13 juta untuk converter kit yang dipakai seumur hidup kendaraan, terbilang murah. Sebab jika dihitung akumulasi biaya konsumsi bahan bakarnya tentu manfaatnya justru lebih hemat. Dalam waktu kurang dari 1 tahun investasi awal untuk converter kit sudah dapat kembali seiring mobil dipakai,” imbuh pria yang berkantor di Cassa Verde Building, Lt.3, Jl. Mampang Prapatan Raya, No. 17K, Jaksel. (mobil.otomotifnet.com)
“Saya ingin sekali membuat suatu komunitas atau klub otomotif yang beranggotakan para pemilik mobil pengguna BBG,” terang Robbi, yang dikenal sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI).
Menurutnya dengan biaya Rp 3.100 Liter Setara Premium (LSP), tentu sangat ekonomis dibanding membeli BBM subsidi sekalipun. “Saat ini orang masih ragu karena minimnya infrastruktur SPBG, tapi hal ini bisa disiasati dengan pengoperasian Mobile Refueling Unit serta Gas Transport Module. Yang fungsinya dapat berjalan mobile dan menjangkau jalan sempit sekalipun,” beber Robbi yang juga menjabat sebagai Managing Director PT Raja Rafa Samudra.
Permasalahan lainnnya adalah soal harga converter kit yang masih tergolong tinggi bagi masyarakat. “Sebetulnya dengan investasi sebesar Rp 13 juta untuk converter kit yang dipakai seumur hidup kendaraan, terbilang murah. Sebab jika dihitung akumulasi biaya konsumsi bahan bakarnya tentu manfaatnya justru lebih hemat. Dalam waktu kurang dari 1 tahun investasi awal untuk converter kit sudah dapat kembali seiring mobil dipakai,” imbuh pria yang berkantor di Cassa Verde Building, Lt.3, Jl. Mampang Prapatan Raya, No. 17K, Jaksel. (mobil.otomotifnet.com)