“Mesin New Blade sudah ada kemajuan. Tinggal fokus daya tahan. Caranya mengatur panas mesin agar tidak terpusat di mesin bagian atas (head),” ujar Andi Makhrizal alias Ope, mekanik tim pimpinan Jimmy S. Winata itu.
Diurai Ope, bila panas mesin tertumpu di satu bagian, saat suhu meningkat, performa mesin sulit dijaga. Mesin rawan jebol ketika komponen yang bergesek dan berputar memuainya tak terkontrol. Sehingga mesti disiasati dengan menurun kan kompresi atau atur ulang gap ring seher agar kompresi gak kedodoran akibat ring memuai.
“Agar suhu mesin bagian atas gak tinggi, distabilkan dengan mendinginkan mesin bagian bawah, terutama di ruang kruk as dan girboks. Caranya membuat lubang hawa lebih besar di lubang napas asli, tutup klep dan bak kopling,” imbuh Ope yang mengaku berani patok rasio kompresi 13,5 : 1.
Asumsinya panas mesin bagian atas pindah ke bawah bukan cuma bikin mesin lebih sejuk. Bisa pasang gap ring seher lebih sempit, yaitu 0,10 mm dan rasio kompresi tinggi tanpa takut overheat,” lanjut Ope yang pernah ukur suhu mesin maksimal 124 C.
Suspensi Seting Agak Keras
Selain menyempurnakan suhu di ruang bakar, kestabilan Blade tidak luput dari pantauan. Apalagi melihat kondisi trek GOR Satria masih ada bagian yang bergelombang. Makanya seting suspensi belakang perlu dilakukan agar joki tidak cepat lelah.
“Untungnya sasis New Blade lebih rigid, arm lebih panjang dan engine mounting kokoh. Jadi, motor nggak mudah getar digeber rpm tinggi. Makanya tinggal seting suspensi Showa sedikit lebih keras dari biasanya. Agar stabil di tikungan,” jelas Ope. (motorplus-online.com)