Honda GL 100, W-Engine 3 Silinder 456,9 cc

billy - Rabu, 9 Mei 2012 | 18:22 WIB

(billy - )

 
Muhammad Yusuf Adib Mustofa punya nama panjang. Sepanjang otaknya dalam berinovasi. Ini kali Honda GL100 jadi W-Engine alias 3 silinder! Sebelumnya Vespa 2-tak jadi 4-tak, Vespa V twin, Binter Merzy V twin dan CB V twin.

GL100 3 silinder ini karya ke-5. “Dikasih nama W-Engine, sebab tampak samping seperti huruf W. Namun lebih penting menonjoklan kesan motor turing dimensi mesin besar. Sebab dipakai turing long trip,” buka Yusuf yang sudah tes ke Bengkulu.

Yuk intip ubahannya.

SETANG NAIK-TURUN BARENG
Mengubah GL100 jadi 3 silinder pasti sulit. harus total. Crankcase kiri masih menggunakan asli pabrik karena dianggap ada nomer mesin. Kemudian dibuatkan 3 lubang untuk masuknya boring. Lebar karter ditambah 3 cm dimasudkan agar kruk as dan 3 setang seher bisa masuk. Untuk tambal sulam crankcase pakai teknik las babet aluminium.

Konstruksi mesin W 3 silinder memang ribet. Supaya silinder depan tak terlalu ke bawah, posisi girboks dibikin mendongak. Supaya oli di silinder depan bisa turun menuju karter. Posisi sudut antar silinder dibikin 55 derajat.

Yusuf gak mau mengubah desain crankcase asli. Makanya kruk as Binter Merzy ditipisin. Caranya bandul kruk as dipapas 4 mm agar bisa masuk di crankcase.

Untuk 3 setang seher menggunakan milik Yamaha Jupiter MX. “Antar setang dikasih jarak ring kuningan,” papar pemilik bengkel Semangat Putra Motor (SPM) di Jl. Sultan Agung No. 8, Karang Klesem, Purwokerto.

Setang piston dipasang berjajar lurus dalam satu pen kruk as. Naik-turun bareng. Sedang gigi sentrik rantai keteng dibuatkan adaptor agar berfungsi normal.

Termasuk dibikinkan jalur oli silinder baru. Juga pompa oli masih mengguna­kan standar. Hanya daleman dimodifikasi supaya oliran pelumas lebih kencang.

SEMI RADIAL ENGINE
Mesin W 3 silinder sejajar menggunakan blok dan silinder dari Mio Sporty. Lengkap hingga mekanisme rocker arm dan noken as. “Memakai komponen yang mudah dicari spart part-nya,” cuap ayah dari Nada Fitria Ramadhani 5 tahun ini.

Desain mesin dengan sudut 55 derajat pada masing-masing jarak sindernya ini juga memakai perhitungan. “Getaran lebih minim, apalagi karakter mesin tiga silinder terkenal memiliki getaran berlebih. Dengan sudut 55 derajat getaran minim dan halus. Malah disebut sebagai mesin semi radial kata teman saya dari Amerika. Kalau yang radial murni memiliki jumlah 5 silinder seperti mesin pesawat terbang kuno,” jelas pria enerjik ini.

Dipilih menggunakan blok dan head Mio karena bisa dipasangi seher besar. Dipilih menggunakan piston Suzuki Thunder 125 oversize 100 punya diameter 58 mm. Dipadukan dengan stroke dari kruk as Binter Merzy standar 58 mm. Jadinya volume satu silindernya 153,2 cc. Kalo dikalikan 3 total 456,9 cc.

PENGAPIAN SERBA 3
Paling penting dari pengapian adalah mengatur sudut antar silinder. Pemasangan pulser sudutnya dibikin beda-beda. Pasang pulsernya sendiri letaknya yaitu di kruk as kiri, kanan dan magnet.

Pembacaan dari sensor pulser dite­ruskan ke CDI Shogun. Masing-masing silinder disuplai CDI dan koil yang berlainan. Jadi total ada 3 koil dan 3 CDI. Busi sudah pasti 3 pula.

RASIO DAN STARTER
Rasio dipilih menggunakan punya Mega Pro karena dirasa paling tebal dan kuat. Kampas koplingnya pakai 6 lapis dan rencananya pakai 7 karena masih selip.

Sedangkan untuk menghidupkan mesin dipasang motor starter dari Tiger. Posisinya dipasang di bawah silinder paling depan. Karena tempatnya dimana-mana sudah penuh. (motorplus-online.com)