Honda CBR 250R, Maksimalisasi Injeksi Jadi Juara Kejurnas 250!

Dimas Pradopo - Senin, 23 April 2012 | 18:13 WIB

(Dimas Pradopo - )


Setelah bikin geger dengan penampilan Honda Supra X 125 injeksi di OMR Honda Racing Championship (HRC), Astra Motor Racing Team (ART) kembali bikin heboh. Kali ini dengan Honda CBR 250R yang turun di kejurnas 250cc di sirkuit Sentul akhir pekan lalu (21-22/4).

Dua Honda CBR 250R milik ART sukses membuat catatan waktu fantastis. Saat kualifikasi Denny Triyugo tembus 1 menit 50,499 detik. Waktunya makin tajam ketika warm up 1 menit 49,373 detik. Hasilnya, banyak yang terkaget-kaget sekaligus berprasangka buruk.

"Kalau ada yang tidak percaya motor ini sesuai regulasi, kita taruhan saja. Silahkan dilihat saat scrutenering," kekeh Benny Djatiutomo dari Star Motor yang dipercaya membuat kencang motor pacuan Denny Triyugo dan Wawan Hermawan ini.

"Kita tim profesional terbiasa balap sesuai regulasi," yakinnya. Selain perbedaan bobot, regulasi baru tahun 2012 juga memungkinkan Honda mendapatkan kelonggaran seperti boleh mengganti ukuran klep dan throttle body sedikit lebih besar dari standar. Tentunya agar mesin satu silindernya bisa melawan Ninja 250R yang sudah dua silinder.
Radiator gambot, knalpot FMF dan mengaplikasi adjustable cam sprockets 
Spesifikasinya pun dimaksimalkan sesuai regulasi. Klep in diganti 32 mm dan ex pakai 26 mm. Noken as diracik ulang dan tentunya memperlancar arus bahan bakar dengan melakukan langkah porting. Yang menarik dari motor ini adalah cara memenuhi kebutuhan kabut bahan bakar pada mesin injeksi.

Kabut bahan bakar diperoleh dari suplai udara dan semprotan bahan bakar. Untuk menambah suplai udara, boks filter standar ditanggalkan. Gantinya dibuatkan corong dan boks dari alumunium. Udara yang masuk tetap lebih besar dari standar tapi tidak berlebihan.

Langkah kedua adalah memperbesar debit udara yang masuk lewat throttle body. Meski throttle body boleh ganti, Benny tetap memilih untuk memaksimalkan komponen standar. Diameter dalam lubang throttle body hanya diperbesar. "Batasnya sampai titik paling tipis yang bisa dilakukan," beber mekanik yang juga hobi fotografi ini.
Throttle body standar dan sudah open filter
Lalu untuk menambah sempotan bahan bakar, ECU stand alone Vortex full programmable jadi pilihannya. Dalam kotak kecil berwarna kuning ini, semua info dari sensor-sensor injeksi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Lewat software, mapping waktu dan lamanya injektor menyemprot bisa diatur ulang.

Bahkan ECU ini juga memiliki memori untuk menyimpan 10 mapping yang bisa diubah lewat tombol di setang oleh sang pembalap. Selain itu ada juga tiga setingan manual untuk putaran bawah, tengah dan atas. Pada saat darurat, settingan bisa disempurnakan dengan memutar tombol manual ini tanpa membuka software di laptop.

Masalah muncul ketika injektor standar sudah mencapai pada limitnya. Semprotannya sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan mesin. "Sebenarnya bisa tetap pakai standar, tapi bila injector duty-nya sudah lebih dari 80-85 persen sebaiknya diganti," jelas Benny yang berpatokan pada software Vortex di laptopnya.

Gantinya pakai injektor keluaran Denso. "Tetap memiliki 12 titik tapi semprotannya 30 persen lebih deras ketimbang standar," terang Ade Rachmat, manager teknik ART yang sudah melakukan tes lewat injector tester.

Hasilnya, juara satu-dua di seri perdana sekaligus meninggalkan lawan-lawannya hingga belasan detik. (motorplus-online.com)

Data Modifikasi
ECU: Vortex
Knalpot: FMF
Kaliper: Brembo
Master Rem: Brembo
Sokbrake Belakang: Ohlins