Padahal Spin ini bekas turun di kelas 175 cc. Makanya stroke atau langkah piston juga cukup tinggi. Standar 55,2 mm dinaikkan 7 mm. “Cukup menggunakan pen stroke 3,5 mm,” jelas Thomas Agnistra sang mekanik.
Sekarang, stroke akhir jadi 55,2 + 7 = 62,2 mm. “Tinggal dipadukan dengan piston yang sesuai ukurannya. Agar tidak lewat dari 150 cc,” jelas Mas Nis, panggilan bekan pria berkacamata itu.
Dari hasil hitungan, Mas Nis lantas memilih piston milik Suzuki Smash. Dipilih yang mempunyai diameter 55 mm. “Menggunakan rumus volume silinder didapat 147,7 mm,” katanya mantap.
Menggunakan piston milik Smash juga karena berdasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, karena memiliki lubang diameter pen yang sama dengan di setang piston Spin. Ukuranya yaitu 14 mm. Pertimbangan lain karena piston Smash memiliki kepala yang lebih nongol. Sehingga bisa mendongkrak kompresi.
Namun Mas Nis tidak mengukur rasio kompresi pakai buret. Dia lebih suka menggunakan compression tester. Dari hasil pengukuran baru didapat angka 12,3 kg/cm².
Dibarengi dengan menggunakan klep 26 mm. Dibesar sekitar 1 mm dari standar. Itu juga tanpa menggeser sudut klep dan cukup dibarengi dengan menggunakan klep buang standar.
Untuk suplai gas bakar, digunakan kem yang memang sengaja diprioritaskan untuk menggenjot putaran bawah. Maklum rpm mesin Spin berat naiknya.
Klep isap dibuat membuka 29º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 59º setelah TMB (Titik Mati Bawah). Klep buang membuka 59º sebelum TMB dan menutup 31º setelah TMA. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : Indotire
Karburator : PE 28
Spuyer : 40/120
CDI: BRT
Setang setir: Grand