Kejadian tak diinginkan dialami Arthur di Yamaha Nouvo Z miliknya. Usai dibore up pakai piston 63 dan ganti boring, tak lama setelah dipakai pun ternyata boring turun dari permukaan bibir silinder. Penurunan hingga 1 mm.
Sebenarnya bisa disebabkan dari pemasangan liner yang kurang baik. “Bisa karena toleransi antara liner dan silinder blok tidak diukur dengan alat yang presisi. Sehingga ketika terkena gerakan piston yang naik-turun, lama-lama liner ikut terbawa atau ketarik,” ungkap Junus Budi Sarojo, R&D Section Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Menurut pria ramah berkumis ini, ketika membubut liner dan silinder, harus diberi step (semacam kuping) sekitar 5 mm. Lalu, toleransinya dibuat tepat. Jadi ketika memasang liner pun tak perlu dorongan yang terlalu kuat.
Ukuran yang tepat dan diberi step, akan ciptakan transition fit. Yaitu, kelonggaran atau kerapatan dimana daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling menutupi.
Sama diungkapkan Chandra Sopandi. “Liner yang turun dikarenakan proses pembuatan kuping untuk liner tidak menyiku (90º; red),” sebut pemilik bengkel bubut Master Tjendana di Bandung, Jawa Barat.
Maksudnya, bahan boring dan kupingnya sudah berbentuk huruf T (menyiku 90º). Jadi, tinggal ngebubut blok untuk membuat kupingnya yang harus menyiku sesuai kuping boring. “Kalau untuk clearance boring dan blok sekitar 0,07 s/d 0,08 mm,” tutup Chandra. Begitu lho!. (motorplus-online.com)
Sebenarnya bisa disebabkan dari pemasangan liner yang kurang baik. “Bisa karena toleransi antara liner dan silinder blok tidak diukur dengan alat yang presisi. Sehingga ketika terkena gerakan piston yang naik-turun, lama-lama liner ikut terbawa atau ketarik,” ungkap Junus Budi Sarojo, R&D Section Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Menurut pria ramah berkumis ini, ketika membubut liner dan silinder, harus diberi step (semacam kuping) sekitar 5 mm. Lalu, toleransinya dibuat tepat. Jadi ketika memasang liner pun tak perlu dorongan yang terlalu kuat.
Ukuran yang tepat dan diberi step, akan ciptakan transition fit. Yaitu, kelonggaran atau kerapatan dimana daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling menutupi.
Sama diungkapkan Chandra Sopandi. “Liner yang turun dikarenakan proses pembuatan kuping untuk liner tidak menyiku (90º; red),” sebut pemilik bengkel bubut Master Tjendana di Bandung, Jawa Barat.
Maksudnya, bahan boring dan kupingnya sudah berbentuk huruf T (menyiku 90º). Jadi, tinggal ngebubut blok untuk membuat kupingnya yang harus menyiku sesuai kuping boring. “Kalau untuk clearance boring dan blok sekitar 0,07 s/d 0,08 mm,” tutup Chandra. Begitu lho!. (motorplus-online.com)