Perbedaan diameter berpengaruh besar
Teromol di Yamaha Jupiter-Z 2008 yang digunakan Yoga Adi buat terjun di MotoPrix, terlihat lebih besar dibanding punya Jupiter Z biasa. “Agar pengereman lebih bagus dan pakem,” buka Widia Kridalaksana, tunner tim Yamaha Yamalube KYT 3M FDR Ridlatama.
Biasanya, teromol berdiameter besar ini diaplikasi di Yamaha Jupiter keluaran tahun 2006 ke atas. Juga, di Yamaha Jupiter MX135 LC. Sedangkan teromol berdimensi kecil digunakan di Yamaha Jupiter keluaran 2006 ke bawah.
"Diameter teromol bagian dalam untuk Yamaha Jupiter 2006 ke bawah, 110 mm. Sedangkan diameter teromol di Jupiter 2006 ke atas memiliki diameter 130 mm,” jelas Slamet Pio, Instruktur Yamaha Engineering School (YES) dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Itu artinya, terjadi perubahan besar diameter sekitar 20 mm. Meski hanya 20 mm, tapi pengaruhnya tentu cukup besar.
Secara teori, bisa dijabarkan kenapa teromol lebih besar pengeremannya akan pakem dibanding diameter kecil. Karena semakin banyak permukaan dalam teromol yang bergesekan langsung dengan kampas rem, akan semakin cepat pula roda berhenti. Sehingga kemampuan teromol akan bekerja lebih maksimal bila menggunakan diameter lebih besar.
Posisi jari-jari harus menopang sempurna
Tak hanya perbedaan diameter antara Jupiter tahun 2006 ke bawah dan Jupiter tahun 2006 ke atas. Di Jupiter 2006 ke bawah, buat imbangi diameter yang kecil, maka pengungkit tuas teromol dibikin lebih panjang. Sehingga gaya dorong yang diberikan pada teromol lebih besar. Sedangkan diameter yang lebih gede, menggunakan pengungkit tuas tromol yang lebih pendek. So, tekanan yang diberikan lebih lembut.
Agar penggunaan teromol berdiameter besar lebih maksimal, bisa menggunakan tuas pengungkit yang lebih panjang. Sehingga permukaan yang bersentuhan bisa lebih banyak dan daya tekan bisa lebih besar, sehingga teromol ini bisa lebih pol.
Buat aplikasi pergantian teromol pun tergolong mudah. Itu karena dudukan laher dan lubang as roda tidak mengalami perubahan. Tetap tentunya, jari-jari harus juga aplikasi menggunakan Jupiter tahun 2006 ke atas ya. Bisa aja sih dipaksakan pakai pakai jari-jari Jupiter tahun 2006 ke bawah. Tapi, efeknya posisi jari-jari terlalu selonjor. Kekuatan menopang ke pelek jadi kurang sempurna. Pelek, akan gampang oleng. Pakai? (motorplus-online.com)
Biasanya, teromol berdiameter besar ini diaplikasi di Yamaha Jupiter keluaran tahun 2006 ke atas. Juga, di Yamaha Jupiter MX135 LC. Sedangkan teromol berdimensi kecil digunakan di Yamaha Jupiter keluaran 2006 ke bawah.
"Diameter teromol bagian dalam untuk Yamaha Jupiter 2006 ke bawah, 110 mm. Sedangkan diameter teromol di Jupiter 2006 ke atas memiliki diameter 130 mm,” jelas Slamet Pio, Instruktur Yamaha Engineering School (YES) dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Itu artinya, terjadi perubahan besar diameter sekitar 20 mm. Meski hanya 20 mm, tapi pengaruhnya tentu cukup besar.
Secara teori, bisa dijabarkan kenapa teromol lebih besar pengeremannya akan pakem dibanding diameter kecil. Karena semakin banyak permukaan dalam teromol yang bergesekan langsung dengan kampas rem, akan semakin cepat pula roda berhenti. Sehingga kemampuan teromol akan bekerja lebih maksimal bila menggunakan diameter lebih besar.
Posisi jari-jari harus menopang sempurna
Agar penggunaan teromol berdiameter besar lebih maksimal, bisa menggunakan tuas pengungkit yang lebih panjang. Sehingga permukaan yang bersentuhan bisa lebih banyak dan daya tekan bisa lebih besar, sehingga teromol ini bisa lebih pol.
Buat aplikasi pergantian teromol pun tergolong mudah. Itu karena dudukan laher dan lubang as roda tidak mengalami perubahan. Tetap tentunya, jari-jari harus juga aplikasi menggunakan Jupiter tahun 2006 ke atas ya. Bisa aja sih dipaksakan pakai pakai jari-jari Jupiter tahun 2006 ke bawah. Tapi, efeknya posisi jari-jari terlalu selonjor. Kekuatan menopang ke pelek jadi kurang sempurna. Pelek, akan gampang oleng. Pakai? (motorplus-online.com)