Pantau Kondisi dan Usia V-Belt CVT

billy - Rabu, 11 Januari 2012 | 11:54 WIB

(billy - )


Kenali cirinya dari fisik maupun suaranya
Usia pakai pakai v-belt matic sekitar 15.000-25.000 kilometer. Jika lewat atau sering diabaikan, konsekuensinya sabuk penghubung puli primer dan sekunder di CVT (Continous Variable Transmition) rawan putus. Kebayang kan kalau terjadi di tengah jalan?

Namun komponen inti CVT ini enggak serta-merta putus tanpa ada gejala. Cuma sebelum putus, biasanya v-belt akan memberi tanda dalam bentuk suara selain fisik, sehingga pemilik skubek lebih waspada sebelumnya alami kendala di jalan.

“Jangan sampai v-belt putus mendadak. Hal ini kadang tidak pernah dipikirkan pemilik kendaraan jenis ini. Padahal kita bisa deteksi lebih awal dengan cara membaca ciri-cirinya,” papar Asep Gunawan, instruktur sekolah mekanik HMTC cabang Bandung.

Ciri-cirinya bila usia pakai berlebihan, ada beberapa hal menjadi penyebab putusnya v-belt. Semuanya bisa dideteksi kalau pemilik skubek merasa peduli pada motor dan dirinya.

Nah, bagian yang perlu dicermati diantaranya lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt. Tanda-tanda mau putus biasanya banyak yang retak-retak pada saat v-belt ditekuk keluar.

Selain itu samping belt sudutnya terlihat lebih ramping, atau tajam ketimbang belt standar jika diukur pakai alat khusus ceker belt. Itu tanda belt sudah aus akibat gesekan dengan puly. Jika sudah aus dan mulur, akan timbul suara berisik di rumah CVT.

“Pengaruhnya, akselerasi awal biasanya jadi selip. Padahal gas diputar lebih dari ¼ putaran, tapi tenaga tidak sesuai putaran mesin,” imbuh pria bertugas di Jl. Cibaduyut Raya, Gg. Siti Mardiyah No. 6, Bandung.

Selain tanda fisik dan suara. Perjalanan panjang seharian juga memungkinkan v-belt cepat cepat putus. Misalnya, sekali jalan puluhan kilometer tanpa istirahat. Walau baru 10.000 km, v-belt bisa saja putus.

“Nah, untuk menangkalnya, enggak ada salahnya dilakukan pengecekan,” wanti pria yang bisa di kontek di nomor (022) 5403152.   (motorplus-online.com)