Laher 2 Alur Bola-Bola, Lebih Kuat Juga Stabil

billy - Jumat, 18 November 2011 | 05:44 WIB

(billy - )


Bola-bola terikat material khusus bisa digeser keluar tapi tidak sampai terlepas
Komponen vital pendukung Yamaha Jupiter-Z yang digeber Rapid Topan mulai terkuak. Power motor geberan pembalap tim TKJR HDS Racing itu selain di Kenjeran, selalu terlihat lebih dibanding kompetitor.

Apalagi mesin racikan Hawadis, terkenal memiliki daya tahan tinggi. Dibuktikan saat Jupiter-Z menjuarai kelas 115cc di ajang Asian Road Racing Championship (ARRC) di Zhuhai, China bulan lalu.

Kemampuan mesin garapan Hawadis itu konon fokus pada pemasangan komponen penting pada bagian kruk as. Dimana bantalan atau bearing pada kruk as menggunakan laher model baru.

“Mereknya SKF. Laher ini memiliki model dan konstruksi berbeda dibanding laher pada umumnya,” yakin Hawadis yang senang memelihara kumis itu.

Jika diamati, kalau di bearing biasanya didukung bola laher yang hanya satu baris. Tapi, di laher SKF ini didukung dua baris bola-bola. Di sisi kanan dan kiri pada bantalan ring luar. Tapi posisinya tidak sejajar atau bersilangan,” urai mekanik di Jl. Swatirta 28, RT 17/09, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menurut pria asal Madura itu, keunggulan laher yang diproduksi di Malaysia ini, terbukti bukan cuma tahan benturan pada saat piston menerima ledakan hasil pembakaran. Sebab penampang bola-bolah laher hampir sejajar itu jadi andalan.

Selain itu, posisi bola-bola pada laher itu juga diklaim Hawadis lebih siap diajak bergasing lebih tinggi. Terlebih jika dibanding laher tipe racing yang kini banyak dipakai di motor balap.

“Dulu saya pakai merek FAG yang model baris 1 bola-bola yang lebih besar. Kuat juga sih. Tapi, sekarang pakai SKF, lantaran 2 bola pada penampangnya lebih kuat, stabil juga rata gesekannya. Makanya lebih siap diajak bergasing tinggi,” imbuh bapak ramah ini.

Keunggulan lain dari laher SKF ini adalah, bola-bola yang terikat material khusus dan dipasang pada ring dalam bisa digeser keluar dari bantalan ring luar. Tapi tidak sampai terlepas dari rumahnya. Sehingga laher tipe ini sangat stabil meskipun posisi bandul kerap bergerak ketika berputar ataupun ketika menerima tekanan.

Sayangnya laher SKF berkode 1304 ETN9 ini tidak dijual di Tanah Air. Hawadis sendiri mengaku kalau peranti ini dipesannya langsung dari Malaysia.

Menurut Hawadis, harganya memang lebih mahal. “Menebusnya harus siapkan uang sekitar Rp 500 ribuan untuk satu set,” jelas Hawadis yang mau dan bisa diajak konsultasi lebih lanjut di nomor telepon (021) 4309388.

Lebih kuat juga stabil diajak bergasing tinggi
Kode C3 Di Laher

Dulu banyak yang menganggap kalau laher berkode C3 adalah jenis laher racing. Seperti pada laher Kawasaki Ninja 150, yang punya kode 6005/C3. Padahal kode C3 bukan berarti simbol untuk racing atau kompetisi.

Pemikiran begitu harus diluruskan. Karena, kode C3 adalah tanda standar internasional untuk clearence alias celah bola bearing dengan penampangnya. Kode itu dimulai dari C1 sampai C5.

C1 sampai C3 dianggap kode clearance kategori standar. Tingkatan kode C3 banyak dipakai di motor dan mobil, sementara C4 dan C5 celahnya sangat renggang dan banyak dipakai untuk keperluan alat-alat industri berat.

Nah, ada C3 yang memang untuk kebutuhan kompetisi. Tengok yang beredar di pasaran. Kalau laher produksi SKF, simbolnya seperti HN3 C3 VG201.

HN3 menunjukan spesial material dan VG201 spesial treatment. Artinya kode itu menunjukan bearing mendapat perlakuan khusus. Spesial meningkatkan daya tahan terhadap temperatur dan beban tinggi. Kode HN3 dan VG201 hanya milik SKF.   (motorplus-online.com)