Panjang belt bisa dihitung dari jumlah mata gigi
“Ada perbedaan proses produksi antara belt untuk aftermarket dan OEM. Selisih 0,0 sekian mm meski untuk skubek yang dimaksudnya, tapi belum tentu cocok. Selisih 0,5 mm pengaruh pada kerja CVT,” pasti Nardi Reylnald Khoe, Power Transmission Belt Division Manager PT Bando Indonesia, produsen sabuk Bando, Jakarta.
Artinya, sabuk CVT aftermarket yang jelas di kemasannya tercantum, misalnya untuk BeAT atau Vario, belum tentu pas. Bisa jadi kepanjangan atau lebih pendek 0,5 mm dari kebutuhan sabuk yang pas untuk BeAT atau Vario sobat.
“OEM dirancang dengan ukuran khusus, panjang dan lebarnya. Kalau sabuk aftermarket, diproduksi dengan mengambil ukuran rata-rata aja,” tegas Nardi yang berkantor di bilangan Jl. Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Komponen lain bisa kena dampak
“Meski kependekan atau kepanjangan 0,5 mm pasti ada dampaknya. Paling riskan kalau kependekan,” kata Endro Sutarno dari Technical Service Training PT Astra Honda Motor (AHM), Jakarta Utara.
Selisih 0,5 mm lebih panjang atau lebih pendek untuk skubek sama |
"Belt yang sedikit lebih pendek paling terasa waktu putaran gas awal. Motor sudah dibuka, tapi tenaga seperti ada yang nahan,” ucap Endro yang markasnya di PT Astra Honda Training Center (AHTC), Sunter, Jakarta Utara.
Kalau putaran mesin tertahan, ada komponen yang sebenarnya bergerak bebas waktu gas dibuka tapi malah gak bekerja semestinya. Salah satunya bearing puli belakang yang berhubungan langsung dengan girboks. “Dibiarkan lama, bearing bisa rusak. Karena putarannya enggak mulus akibat belt yang kelewat pendek,” wanti Endro lagi.
Agak sedikit rada mending sabuk CVT yang ditebus sedikit molor karena efeknya hanya selip. Ciri utamanya, pas dipasang dan gas dibuka, sedikit ada gejala belt paling atas bergerak naik turun. Gerakannya seperti mau menampar cover CVT. (motorplus-online.com)