Otomotifnet.com - Buat balap, bukan cuma urusan mesin. Jangan lupakan peran sok depan. Sebab tanpa penyesuaian peredam kejut ini, mesin yang sudah performance tinggi pun jadi percuma. Motor enggak lari sesuai keinginan.
Penyesuaian bisa dilakukan lewat volume oli. Jika mengandalkan kapasitas isi sok standar saja, itu tidak cukup. Bahkan jika hanya menambah 5 ml pun, tidak akan berpengaruh banyak.
"Harus dicoba atau ditambah sedikit-sedikit. Disesuaikan gaya balap,” bilang Mariasan Kocek, pembalap asal Banten yang cukup senior terjun di balap matik.
Menurutnya jika sok dengan volume standar akan terlalu empuk ketika dipakai hard braking alias pengereman dekat tikungan. Sok yang empuk, akan membuat handling buruk.
Baliknya sok menjadi cepat. “Kalau terlalu cepat, bikin handling di bagian depan menjadi goyang-goyang dan tidak stabil. Seakan butuh tekanan berlebih ke bagian depan itu,” cerocos Marco yang juga mekanik workshop JP Racing Kawahara.
Menambah volume oli di tabung sok. Misalnya, Honda BeAT. Bermain di angka 80 ml untuk setiap tabung. Menurutnya, kondisi ini membuat sok depan agak lebih keras meredam dan seolah tidak mentok ketika melakukan hard braking.
Selain menambah oli, ada juga cara lain. Yaitu, dengan mengganti oli sok itu sendiri. Oli sok yang punya viskositas lebih encer, diganti dengan SAE lebih kental.
Seperti yang dilakukan Bayu selaku tunner tim balap Dumasari. “Pakai oli gardan. Karena lebih kental dari oli biasa, baliknya sok jadi lebih lama. Rebound jadi lebih sempurna,” bukanya.
Tapi, ketika pakai oli gardan, volume lebih sedikit. Misalnya di Yamaha Mio. Jika dengan oli biasa, tabung sok diis pelumas sekitar 80 ml lebih. “Oli gardan cukup main di 65 ml, itu sudah keras dan rebound sedikit lama,” jelas Bayu.