|
Jakarta - Untuk pembesut Yamaha Jupiter MX yang dalam waktu dekat berencana meng-upgrade performanya, simak deh baik-baik ulasan berikut. Terutama yang berniat mengaplikasi paket bore-up-nya yang belakangan banyak beredar.
Begitu pula bagi yang sudah menerapkannya, tapi belum menemukan settingan pas. Sehingga performa tak sesuai yang diharapkan. Sebab beberapa bengkel top di Jakarta yang beberapa kali menangani bore-up MX mau kasih bocoran soal settingan yang pernah mereka terapkan.
Nah, ada beberapa pilihan bore-up yang bisa didiaplikasi buat motor ini. “Mulai piston standar V-Ixion (57 mm), 58 mm, 60 mm, 61 mm dan 62 mm. Tapi kalau buat harian, maksimal pakai 60 mm saja atau cukup 58 mm,” bilang Teddy Cong, punggawa PT Globar Motorindo (GM) di kawasan Galur, Cempaka Putih, Jakpus.
Kalo pilihannya pembesaran kapasitas kayak V-Ixion (149,8 cc), ”Bisa aplikasi blok silinder V-Ixion berikut piston orisinalnya,” tukas Ari Setiawan alias Kurok, mantan mekanik racing AHRS yang hijrah ke GM.
Pada pilihan ini, kata Kurok karburator standar masih cukup mumpuni digunakan. “Namun perlu rejetting. Main jet dan pilot jet dinaikkan 1 step. Tapi sebelumnya, saluran masuk dan buang sebaiknya di-porting dulu untuk mengimbangi volume silinder yang bertambah,” terangnya.
Lalu saluran gas buang alias knalpot dibikin lebih plong. Bisa membobok saringan knalpot standar, atau adopsi knalpot freeflow aftermarket. “Biasanya gue pakai knalpot AHRS F4. Trus, CDI-nya diganti pakai Rextor Adjustable dan gir belakang diturunin 2 mata,” tambah Kurok.
Hasilnya, selain horse power bisa terkerek 4-5 dk, top speed dijamin melonjak banyak lantaran perbandingan final gear diberatkan. “Tapi kalau mau lebih gede lagi powernya, kem ganti pakai yang durasinya tinggi untuk harian,” ujarnya. Oh iya, tak lupa paking blok maupun head kudu diganti pakai punya V-Ixion.
Pakai PE28 hasil bakal lebih maksimal (kiri). Untuk karburator standar, spuyer dinaikkan 1 - 2 step sesuai permintaan mesin (kanan).
Sementara bila paket bore-up piston 58 mm (155 cc) yang dikehendaki dan ingin horse power mencapai 17 dk, boleh tiru settingan yang diterapkan Suar, mekanik Bintang Racing Team (BRT) yang bermarkas di Cibinong Jabar.
“Saluran masuk dan buang tetap mesti di-porting polish. Lalu kem diganti punya V-Ixion. Dibarengi menukar per klep lebih keras dikit. Bisa andalkan produk CLD. Lalu knalpot standar dibobok dan karburator pakai Keihin PE28 dengan kombinasi spuyer 115/38 (main jet/pilot jet),” beber Suar.
Pada sektor pengapian, CDI ditukar pakai BRT I-Max 20 Step. Lalu setelan klep in dibikin 0,13 mm. Sedang klep out 0,18 mm. Lalu biar kinerja kopling gak mudah selip, per dan kampas kopling diganti pakai produk BRT.
Cobain deh! (mobil.otomotifnet.com)
Begitu pula bagi yang sudah menerapkannya, tapi belum menemukan settingan pas. Sehingga performa tak sesuai yang diharapkan. Sebab beberapa bengkel top di Jakarta yang beberapa kali menangani bore-up MX mau kasih bocoran soal settingan yang pernah mereka terapkan.
Nah, ada beberapa pilihan bore-up yang bisa didiaplikasi buat motor ini. “Mulai piston standar V-Ixion (57 mm), 58 mm, 60 mm, 61 mm dan 62 mm. Tapi kalau buat harian, maksimal pakai 60 mm saja atau cukup 58 mm,” bilang Teddy Cong, punggawa PT Globar Motorindo (GM) di kawasan Galur, Cempaka Putih, Jakpus.
Kalo pilihannya pembesaran kapasitas kayak V-Ixion (149,8 cc), ”Bisa aplikasi blok silinder V-Ixion berikut piston orisinalnya,” tukas Ari Setiawan alias Kurok, mantan mekanik racing AHRS yang hijrah ke GM.
Pada pilihan ini, kata Kurok karburator standar masih cukup mumpuni digunakan. “Namun perlu rejetting. Main jet dan pilot jet dinaikkan 1 step. Tapi sebelumnya, saluran masuk dan buang sebaiknya di-porting dulu untuk mengimbangi volume silinder yang bertambah,” terangnya.
Lalu saluran gas buang alias knalpot dibikin lebih plong. Bisa membobok saringan knalpot standar, atau adopsi knalpot freeflow aftermarket. “Biasanya gue pakai knalpot AHRS F4. Trus, CDI-nya diganti pakai Rextor Adjustable dan gir belakang diturunin 2 mata,” tambah Kurok.
Hasilnya, selain horse power bisa terkerek 4-5 dk, top speed dijamin melonjak banyak lantaran perbandingan final gear diberatkan. “Tapi kalau mau lebih gede lagi powernya, kem ganti pakai yang durasinya tinggi untuk harian,” ujarnya. Oh iya, tak lupa paking blok maupun head kudu diganti pakai punya V-Ixion.
Pakai PE28 hasil bakal lebih maksimal (kiri). Untuk karburator standar, spuyer dinaikkan 1 - 2 step sesuai permintaan mesin (kanan).
“Saluran masuk dan buang tetap mesti di-porting polish. Lalu kem diganti punya V-Ixion. Dibarengi menukar per klep lebih keras dikit. Bisa andalkan produk CLD. Lalu knalpot standar dibobok dan karburator pakai Keihin PE28 dengan kombinasi spuyer 115/38 (main jet/pilot jet),” beber Suar.
Pada sektor pengapian, CDI ditukar pakai BRT I-Max 20 Step. Lalu setelan klep in dibikin 0,13 mm. Sedang klep out 0,18 mm. Lalu biar kinerja kopling gak mudah selip, per dan kampas kopling diganti pakai produk BRT.
Cobain deh! (mobil.otomotifnet.com)