Jakarta - Buat mendukung tarikan lebih yahud, enggak sedikit pemilik Honda CS1 yang mengganti per kopling (PK) bawaan dengan produk aftermaarket berspesifikasi racing (umumnya, bahan lebih kuat, keras. Jadi diklaim lebih bagus) atau adopsi milik motor lain yang lebih oke (gbr.1).
Oh ya, fungsi PK adalah, komponen yang memberikan tekanan pada kampas kopling agar peranti itu menempel dengan kuat pada pelat kopling, sehingga perpindahan transmisi dapat dilakukan dengan baik dan meminimalkan tenaga yang hilang.
“Kuat atau lemahnya per kopling mendorong kampas pada pelat kopling (saat gaya sentrifugal) akan mempengaruhi proses perpindahan tenaga putaran mesin ke gir dan roda belakang,” urai Kahfi dari K-22 Garage di daerah Fatmawati, Jaksel.
Bicara merek, di pasaran tersedia PK racing dari ‘label papan atas’ kayak CLD, TDR, Daytona, R9, BRT dan Kawahara. Kalo harga bervariasi, mulai Rp 50-130 ribuan. Emang sih, PK racing untuk Honda CS1 tidak sebanyak besutan lain.
Tapi enggak usah resah. “Meski per kopling aftermarket CS1 masih jarang, tapi bisa pake punya Honda Karisma 125, kok! Karena diameter dan tingginya hampir sama,” ujar Ahyar, pegawai dari Surganya Bikers, di kawasan Depok, Jabar.
Untuk mengaplikasi PK tersebut sah-sah saja buat tunggangan yang masih standar. Selain itu juga membuat kampas kopling jadi lebih awet dan akselerasi lebih cepat. Apalagi, tunggangan yang dibore-up, butuh dorongan yang maksimal.
Untuk PK aftermarket, rata-rata mempunyai batas kekenyalan lebih keras dibanding standarnya. Dengan itu, bukan berarti yang keras itu bagus, lo!
“Usahakan jangan terlalu keras, bisa merusak rumah (baut) PK karena menahannya, saat tuas kopling ditarik (kopling manual). Baiknya, cari panjangnya lebih 2 ulir dari standarnya dan diameter yang sama,” lanjut Kahfi, sambil bilang panjang PK aslinya mencapai 4 cm dengan sigmat (gbr.2).
Kekenyalan PK bisa dilihat dari tinggi pegas dan diameter ulir per (gbr.3). Semakin tinggi dan besar, biasanya akan kian keras pula per tersebut. Untuk itu per kopling banyak ragam ukurannya, mulai motor standar sampai full kompetisi.
Selain itu, material bahan juga ikut menentukan harga. Maksudnya, selain harus kuat menekan pelat kopling, pegas dituntut harus cepat kembali ke posisi awal setelah ditekan penuh. Nah, itu hanya bisa didapat dari material yang berkualitas bagus.
Seperti PK BRT (gbr.4) seharga Rp 99 ribu, yang dibuat dari kawat baja murni yang diproses dengan sistem Hot Wire System. Karena proses tersebut, per kopling BRT lebih awet dan dijamin tingkat penurunan sangat kecil. (motorplus.otomotifnet.com)
Surganya Bikers : 021-77825144
Dodo Racing: 021-7345655
Oh ya, fungsi PK adalah, komponen yang memberikan tekanan pada kampas kopling agar peranti itu menempel dengan kuat pada pelat kopling, sehingga perpindahan transmisi dapat dilakukan dengan baik dan meminimalkan tenaga yang hilang.
Bicara merek, di pasaran tersedia PK racing dari ‘label papan atas’ kayak CLD, TDR, Daytona, R9, BRT dan Kawahara. Kalo harga bervariasi, mulai Rp 50-130 ribuan. Emang sih, PK racing untuk Honda CS1 tidak sebanyak besutan lain.
Tapi enggak usah resah. “Meski per kopling aftermarket CS1 masih jarang, tapi bisa pake punya Honda Karisma 125, kok! Karena diameter dan tingginya hampir sama,” ujar Ahyar, pegawai dari Surganya Bikers, di kawasan Depok, Jabar.
Untuk mengaplikasi PK tersebut sah-sah saja buat tunggangan yang masih standar. Selain itu juga membuat kampas kopling jadi lebih awet dan akselerasi lebih cepat. Apalagi, tunggangan yang dibore-up, butuh dorongan yang maksimal.
Untuk PK aftermarket, rata-rata mempunyai batas kekenyalan lebih keras dibanding standarnya. Dengan itu, bukan berarti yang keras itu bagus, lo!
“Usahakan jangan terlalu keras, bisa merusak rumah (baut) PK karena menahannya, saat tuas kopling ditarik (kopling manual). Baiknya, cari panjangnya lebih 2 ulir dari standarnya dan diameter yang sama,” lanjut Kahfi, sambil bilang panjang PK aslinya mencapai 4 cm dengan sigmat (gbr.2).
Selain itu, material bahan juga ikut menentukan harga. Maksudnya, selain harus kuat menekan pelat kopling, pegas dituntut harus cepat kembali ke posisi awal setelah ditekan penuh. Nah, itu hanya bisa didapat dari material yang berkualitas bagus.
Seperti PK BRT (gbr.4) seharga Rp 99 ribu, yang dibuat dari kawat baja murni yang diproses dengan sistem Hot Wire System. Karena proses tersebut, per kopling BRT lebih awet dan dijamin tingkat penurunan sangat kecil. (motorplus.otomotifnet.com)
Tabel Harga | |
BRT | Rp 99 ribu |
CLD | Rp 49 ribu |
R9 | Rp 78-80 ribu |
HRP | Rp 75-80 ribu |
Kawahara | Rp 55 ribu |
TDR | Rp 110-130 ribu |
HRP | Rp 75-80 ribu |
TK | Rp 100 ribu |
Inspiro | Rp 100 ribu |
Surganya Bikers : 021-77825144
Dodo Racing: 021-7345655