Over Rev Bikin Klep Ninja 250 Mendem!

billy - Kamis, 6 Januari 2011 | 14:22 WIB

(billy - )


Bibir klep setajam silet
Jakarta - Awas! Hati-hati membesut Kawasaki Ninja 250 kesayangan. Kalau lagi mood menggeber motor berpiston ganda ini, harap memperhatikan batasan rpm (rotation per minute).

Sudah banyak korban mesin berjatuhan akibat bibir klep yang mendem akibat terlalu sering over-rev.

Ini biasa terjadi bila pemilik Ninja 250 lupa diri memantau takometer dan terlalu lama menggeber mesin hingga rpm limit (standar pabrik 10.500 rpm).

“Apalagi yang sudah ganti CDI racing dengan limiter rpm lebih jauh,” tutur Tomi Bramudia dari Ngayun Speed di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar.

OVER-REV

Sebenarnya tak hanya Kawasaki Ninja 250 yang bisa mengalami hal ini. Semua motor dengan pengatur bahan bakar via klep masuk (inlet valve) dan klep buang (exhaust valve) bisa terbentur masalah yang sama. Hanya saja sitting klep milik Kawasaki Ninja 250 cenderung lebih empuk.

Dari beberapa tukang bubut yang dimintai keterangan, bibir klep Ninja 250 yang mendem hingga membentuk seperti mata pisau ini, lantaran terlalu ekstrem membentur sitting klep di kepala silinder hingga kelewat batas.

Salah perlakuan saat menggeber motor menjadi penyebab utama (kiri). CDI aftermarket menghilangkan proteksi dari pabrik (kanan).
“Klep layaknya diasah saja hingga bisa setajam silet,” ujar Akiang, spesialis bubut kepala silinder Rudy Jaya Motor  (RJM) di daerah Ciputat, Banten. Indikasinya mudah ditebak. Motor sulit hidup di pagi hari karena bocor kompresi dan stasioner tidak bisa rata.

Kalau sudah begini tak ada cara, selain menurunkan kepala silinder. Periksa secara saksama delapan buah klep inlet dan exhaust untuk memastikan berapa buah klep yang mulai tajam. Kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan sitting klep di kepala silinder.


Sitting klep bisa jebol akibat over rev
Bila sudah aus, sitting pun harus diperbaiki atau diganti. “Kalau sitting tertolong, tinggal belanja klep baru untuk kemudian diskir hingga bisa duduk dengan rapat di setiap sitting,” jelas Tomi lagi.

Klep inlet baru dibanderol Rp 200 ribuan/buah dan klep exhaust sekitar Rp 125 ribuan/buah. Tinggal kalikan masing-masing sebanyak 4 buah. Lumayan menguras kantong. Makanya, menggeber motor dengan sudah memakai CDI aftermarket ada caranya.

Bila limiter sudah bergeser lebih jauh, menjadi semisal 14.500 rpm dari limiter asli yang sekitar 11.000 rpm, perlakuan terhadap motor menjadi berbeda.

Karena pabrikan sudah memberikan proteksi untuk kondisi paling ekstrem agar motor tetap awet hingga tahunan, sekarang oleh pemiliknya sendiri dengan bantuan bengkel, proteksi tadi dengan sengaja dibuang.

“Jika dengan terpaksa mesin harus digeber hingga 14.500 rpm untuk performa maksimal, jangan biasakan menahan gas terlalu lama di angka tersebut, segera pindahkan persneling ke gigi lebih tinggi agar rpm segera turun di bawah 14.500 rpm,” tutup Tomi. (motorplus.otomotifnet.com)