Bedah Teknologi New Ninja 250, Aplikasi Inovasi Moge Kawasaki

Dimas Pradopo - Senin, 6 Agustus 2012 | 10:53 WIB

(Dimas Pradopo - )

Lekuk leher knalpot berubah. Versi Indonesia tanpa 02 sensor.
Kawasaki Ninja 250 sudah diluncurkan, perubahan desainnya sudah membuat kita terpana. Itu belum cukup bro, ternyata Kawasaki juga menyempurnakan mesin! Biar rasa haus penasarannya terhapuskan, mari kita kupas satu persatu.

Jantung Ninja 250 memang mengalami banyak perubahan meski basic-nya masih sama. Powernya meningkat dari 31,8 PS / 31,16 dk pada 11.000 rpm menjadi jadi 32 PS / 31,36 dk di 11.000 rpm. Tapi torsinya sedikit turun, sekarang hanya 21 Nm di 10.000 rpm, sedang yang lama mencapai 22 Nm di 9.500 rpm. Penyempurnaan bukan hanya untuk performa, tapi lebih bertujuan meningkatkan daya tahan mesin, kenyamanan dan lebih ramah lingkungan.

Pada daya tahan mesin, Kawasaki sengaja menerapkan blok silinder tipe alumunium die-cast dengan desain plate bores. "Teknologi ini mirip yang dipakai pada moge Kawasaki," beber Freddyanto Basuki, Marketing & Advertising Department Head PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Keunggulannya, selain bobotnya ringan hanya 800 gram, blok silinder ini juga mampu meningkatkan pembuangan panas yang lebih sempurna. Kalau pada blok silinder sebelumnya, saluran masuk ke water jacket berbentuk bulat, kini jadi kotak. Tekanannya makin tinggi sehingga pendinginan lebih maksimal.
Blok silinder lebih dingin, piston lebih kuat
Pistonnya juga baru, kini komponen yang selalu menahan beban kompresi dan ledakan bahan bakar ini diperkuat dengan hard alumite coating. Tujuannya jelas, umur komponen ini lebih panjang meski kerjanya berat, dalam satu menit saja piston Ninja 250 bisa naik turun hingga 14 ribu kali. Biar lebih awet dan berkurang gesekannya, pada top ring ada alur untuk menyimpan oli.

Perubahan mencolok lainnya adalah pindahnya posisi filter oli mesin yang kini berada di depan mesin. "Crankcase-nya berubah, beda dari yang lama," terang Freddy. Leher knalpotnya juga beda, yang baru punya lelukan seperti huruf S dan di bagian bawah pipa ada O2 sensor, penanda kalau sistem injeksi New Kawasaki Ninja 250R sudah lebih ramah lingkungan dengan injeksi tipe close loop. Tapi sayangnya untuk versi Indonesia belum close loop. O2 sensor dilepas (gambar atas) atau masih open loop.
Dua katuk kupu-kupu serupa Ninja 650R dan ER-6n, versi global sudah close loop dengan O2 sensor (lingkaran merah). Tapi Indonesia belum.
Yuk beralih ke injeksinya. Komponen yang satu ini juga didesain serupa dengan moge-mode Kawasaki. Masing-masing silinder punya throttle body dan injektor sendiri-sendiri. Dalam throttle body buatan Keihin ini ada dua katup kupu-kupu. "Satu katup digerakan oleh tangan lewat throttle grip, satu lagi secara elektronik bergerak sesuai kebutuhan mesin," jelas Aris Sudiaji, dari Technical Service Department PT KMI.

Katup yang kedua ini bekerja sesuai masukan dari sensor-sensor injeksinya. Jika bukaan gas terlalu besar padahal mesin tidak terlalu membutuhkan banya udara yang masuk, maka dengan sendirinya katup kedua akan menutup perlahan. Begitu juga sebaliknya, efek campuran udara dan bahan bakar yang masuk akan selalu sesuai dengan kebutuhan.

Saluran intake pada New Ninja 250 ini juga dibuat mengerucut, fungsinya agar tekanan udara yang masuk tetap tinggi. Hal ini terlihat dari diameter katup kupu-kupu yang mengecil dari 40,2 mm untuk sub throttle dan 28 mm untuk main throttle. Mekanisme ini mirip sekali dengan injeksi yang digunakan Kawasaki ER-6n dan Ninja 650R. 

Jika injeksi berujung pada emisi yang lebih baik, ada satu lagi keunggulan mesin New Kawasaki Ninja 250 yaitu soal kenyamanan. Mesin baru ini diklaim lebih minim getaran. "Ada pengembangan pada balancer mesinnya," aku Freddyanto Basuki ketika ditemui di sela launching motor sport yang dijual Rp 49,9 juta dan Rp 56,9 juta untuk versi berteknologi Anti Lock Brake System (ABS). (motorplus-online.com)