Etika Back Patch, Sangat Sakral Bagi Klub Dunia

billy - Sabtu, 20 April 2013 | 10:17 WIB

(billy - )


Kebanyakan, klub kita nggak begitu ‘serius’ memandang back patch sebagai eleman sakral dan gak bisa dianggap  biasa. Tapi bukan berarti beberapa klub menganggap biasa! Misal back patch dari Scooter Owners Group (SOG), klub skuter terbesar di dunia ber-mother chapter di Bandung.

“Back patch bagi kami sangat penting. Dalam situasi paling kritis, life members harus berani membela back patch mati-matian, “ tegas  para petinggi mereka, Boy Januar Ariska, Abah Iman, Tono dan Raddy.

Tentunya nggak semua klub di Indonesia memandang penting back patch ini. Coba perhatikan kalau ada riungan biker. Banyak back patch klub dibiarkan kotor. Padahal dalam etika klub  internasional haram hukumnya back patch kotor.

”Mereka sangat ekstrem, kalau ada life members masuk riungan atau ke club house dengan  back patch kotor, tatib mereka langsung maju. Nggak pakai basa-basi bisa langsung ditonjok di tempat karena dianggap sudah menghina colors,” komentar Ignatius ‘Bingky’ Hendra, Head Outsiders Jakarta.

Fakta kadang terbalik, back patch kotor justru jadi kebanggan tersendiri. Bisa dibilang life members yang bersangkutan diberi predikat jago turing, biker aktif sampai back patchnya kumal terkena debu.

Kadang juga memperlakukan sembarangan, saat istirahat disimpan di sembarang tempat, bahkan jadi alas tidur segala.

Dalam etika klub mendunia hal ini dihindari. Mengacu ke  etika mereka,  back patch diperlakukan sangat istimewa. Selain naik motor, riding sendiri atau masuk ke rapat internal resmi, back patch tak boleh dipakai. 

“Mereka hanya boleh naik mobil pakai back patch hanya saat di mobil polisi alias ditangkap,” kata Bingky lagi.

Malah life members  yang berboncengan saja nggak boleh pakai back patch alias harus dilepas. Misalnya  pakai back patch tapi dibonceng, ia bakal diledek yang lain karena dianggap nggak punya motor. Waktu naik mobil, colors juga wajib dilepas.

Makna yang mereka anut memang masuk akal. Back patch memang mempresentasikan soul atau jiwa klub yang bersangkutan. Karena itu, prospect alias calon anggota berjuang keras mendapatkan back patch utuh sebagai life members sebuah klub.

Selain wajib menempuh ribuan kilometer sebagai persyaratan, mereka juga wajib mematuhi segala aturan dan tata etika seniornya. Jadi nggak heran saat mereka jadi life members utuh,  aura dan kewibawaan back patch menjadi begitu tinggi dan berarti.

Di mata klub juga begitu, jika life member memperlakukan back pacth serampangan, artinya dia bisa dianggap menyepelekan klub. Ya. karena pack patch mempresentasikan klub.

Salah satu  ujud loyalitas dan respect anggota dilihat dari cara mereka memperlakukan back patchnya. Jangan heran kalau di antara riungan ada beberapa klub yang mewajibkan back patch bersih dan resik. (motor.otomotifnet.com)