Modif Toyota Corolla DX, Pelampiasan Hasrat

billy - Selasa, 5 Juli 2011 | 19:14 WIB

(billy - )


Jakarta - Bagi Ari Kristianto, vakum dari dunia reli selama 10 tahun tidak membuatnya lupa  melakukan counter steering di tikungan. “Banyak teman yang sering ngajakin latihan reli lagi, jadi mau enggak mau ya nyebur lagi ke dunia reli,” buka Ari Kristianto.

Maka dari itu, untuk melampiaskan hasratnya yang sudah memuncak, pria ramah ini sengaja membeli sebuah Corolla DX. “DX ini sudah saya pakai setahun belakangan ini, saya drivernya, dan anak saya Arya Kristianto sebagai navigatornya, namun tahun ini Arya akan diproyeksikan sebagai pengganti saya,” tutur pria enerjik ini.
   
Untuk segera menghilangkan dahaga terhadap mobil kencang, maka Ari pun melakukan jalan pintas, dengan mengganti mesin standar DX 4K dengan mesin 3S-GE berikut transmisinya. “Pertimbangan saya pakai 3S-GE karena saya ingin mesin yang kapasitasnya lebih besar,” ungkap Ari.

Sekadar informasi, 4K memiliki kapasitas 1.3 liter, sedangkan 3S-GE yang merupakan copotan dari Toyota Celica GT-Four berkapasitas 2,0 liter. “Sedangkan ubahan yang utama adalah penggantian kem dengan buatan Kelford, yang memiliki durasi 270 derajat, supaya napas mesin lebih panjang,” beber Ari.
   
Proses pemasangan mesin 3S-GE ini tidaklah mudah, karena dimensinya yang sedikit berbeda, dan posisi delco yang ada di bagian belakang. “Harus bobok firewall, supaya posisi delco bisa masuk,” ungkapnya.

“Karena enggak memungkinkan kalau harus mengubah posisi delco,” kekeh Ari. Lainnya hanya mengganti engine mounting custom berbahan polyurethane yang ketinggiannya disesuaikan dengan posisi mesin secara keseluruhan.

“DX ini sengaja dibangun untuk reli, maka sektor kaki-kaki juga jadi salah satu fokus utamanya,” lanjut Ari. Maka pengaplikasian sokbreker Bilstein bukan tanpa alasan.

“Konstruksi sokbreker Bilstein cukup kokoh, jadi untuk melahap trek ekstrim enggak perlu khawatir bakalan rontok,” terang Ari. “Bahkan mobil sempat beberapa kali terbang saat melewati gundukan trek,” bangga pria yang juga hobi ngumpulin velg retro ini.

Agar pengendalian tetap stabil, sokbrekernya dikombinasi dengan per Sachs, yang memiliki ulir renggang. Tujuanya untuk mendapatkan kekerasan, seperti yang diinginkan oleh sang empunya mobil. Juga ketinggian mobil pun jadi bertambah, khas mobil reli, sehingga roda enggak gampang mentok bodi mobil.

 “Kaki-kaki seperti ini sangat enak untuk bermanuver di trek tanah, bahkan ketika harus counter stering, mobil tetap anteng dan enggak limbung,” ungkap pemilik Honda Jazz bervelg retro ini.

Standar Reli
   
Salah satu persyaratan sebuah mobil untuk mengikuti kejuaraan reli, adalah faktor safety-nya. Oleh karena itu, seluruh kabin mobil ini disesaki dengan peranti roll bar yang sesuai dengan standar reli.

“Roll-bar seamless dengan bahan besi berdiameter 45 mm untuk gawangnya,” ungkap pehobi golf ini. Sedangkan untuk struktur lainnya, menggunakan besi berdiameter 43 mm, dan harus dilas ke struktur bodi. Sebagai gambaran, Ari menghabiskan sekitar Rp 12 juta untuk membuat roll-bar, namun semua itu demi faktor keamanan, karena reli memiliki resiko yang cukup besar.

SPESIFIKASI:
Mesin 3S-GE, kem Kelford, busi NGK, kabel busi MSD, karburator Webber 4 Barrel, oil catch tank Greddy, radiator custom, knalpot custom, jok OMP, setir Nardi Torino Classic, shift knob Tom’s, pedal Sparco, mud flap TRD dan Avco, bonnet pin Sparco, ducktail custom, lampu Hella, sokbreker Bilstein, per Sachs, velg Potenza Rally (14x6,5) inci, ban Spectra Pro Rally 103 175/70 R14

RUMAH MODIFIKASI:
Mesin : P Five, Pamulang, Ciputat, Tangerang
Kaki-kaki : Gondor Motorsports, Terogong, Jakarta Selatan
Bodi dan aksesori : K Zero, Duren Tiga, Jakarta Timur
Cutting sticker : KJM Sticker, Duta Mas Fatmawati, Jakarta Selatan
Velg : Boutique Felgen, Kemang, Jakarta Selatan