Seperti contoh komunitas pemilik dan pencinta berbagai merek dan model mobil khusus warna putih di Jakarta yang dinamai White Car Community (WCC).
Karena berpengalaman punya mobil sewarna inilah, mereka menganggap perawatan tak sesulit kayak mobil warna lain. "Perawatannya memang agak spesial," kata Henry Eko, salah seorang member WCC.
Kalau mobil baru, biasanya perhatikan saat mencuci. Para members WCC menerapkan metode dua ember (Gbr.1). Satu ember berisi sabun dan satunya lagi air untuk membasuh. "Biasanya orang pakai satu ember. Nyuci dan bilas pakai air yang sama, itu bisa membuat cat baret halus," lanjut pemilik Daihatsu Terios ini.
Selain itu, saat mencuci disarankan pakai wash mitt (lap khusus seperti rambut gimbal) untuk mengurangi serpihan kotoran (Gbr.2). Jika pakai spons biasa, butiran seperti pasir kadang masih tersimpan di dalam spons.
Untuk sabun, pakai yang PH balance-nya netral. "Kalau mobil yang sudah di-wax, gunakan sabun yang plus wax, banyak merek ternama yang memproduksinya," jelas Henry.
Setelah dicuci, masih ada proses pengeringan yang juga perlu dapat perhatian. Anggota WCC tak menggunakan lap chamois, tetapi memanfaatkan bahan microfiber. Fungsinya sama seperti lap wash mitt, mengurangi potensi baret.
Tak ada metode khusus dalam merawat mobil warna putih. Hanya saja Henry mengingatkan, setelah dicuci air masih mengendap di sisi kaca spion (Gbr.3) atau juga pad aksen silver atau krom.
"Itu bisa menetes saat mobil dijalankan, kalau kena debu jadi seperti membentuk jalur air," tutup pria yang di WCC dianggap sebagai orang yang perhatian terhadap perawatan cat bodi mobil putih ini. Oh ya, mobil juga harus rajin di-wax, minimal 3 bulan sekali. (mobil.otomotifnet.com)