Sedan 4 pintu ini lantas makin kondang setelah Tommi Makinen menjuarai reli WRC dengan mobil ini. Tak heran bila sampai sekarang, Lancer berkode bodi CB ini masih digemari sebagai dream car back to 90s.
Punya sebutan kondang Evo III 'wanna be', Lancer ini juga memiliki kelemahan. Selain usia yang sudah dimakan zaman, beberapa bagian memang terlahir lemah. “Kalau untuk varian GTi, biasanya hydraulic lash adjuster sudah mulai bunyi,” papar Donny Hermawan, juragan bengkel body repair BnD di bilangan Pondok Labu, Jaksel.
Jadi, meski mobil terlahir kencang untuk varian GTi atau GLXi, jangan melupakan perawatan berkala atau perbaikan rutin dengan suku cadang orisinal atau yang berkualitas bagus. Beberapa bagian yang mungkin harus dicermati selama memakai Lancer 'CB', bisa pantau di bawah ini.
AMPLIFIER AC
Masih berhubungan dengan penyejuk ruangan, amplifier AC ini berfungsi untuk menghidupkan AC saat tombol ON dinyalakan. Karena bekerja dengan sistem elektronik, dipastikan memiliki usia pakai.
Kalau sampai rusak, AC tidak bisa berfungsi normal. Kadang malah bisa membuat idle atau stasioner mesin juga ikutan ngaco. “Siapkan dana Rp 550 ribu untuk membeli amplifier AC,” tutur Apin yang sudah menjual lusinan ini.
Alat yang berfungsi menaikkan rpm mesin (stasioner) bila perangkat AC (air conditioner) dihidupkan. Tak seperti mobil lain yang mengandalkan kevakuman, Lancer memakai idle-up model electronik. Kalau alat ini sudah rusak, idle atau stasioner mesin akan turun saat AC dihidupkan.
Membeli idle-up AC ini seharga Rp 550 ribu belum termasuk ongkos pasang. Meski sepele, alat yang kerap dinamai servo kit ini wajib dalam kondisi normal karena pemakaian AC sudah dipastikan kontinyu saat berkendara.
Mobil sedan era '90-an lazim bertransmisi manual. Kalau pun ada versi matik, hanya segelintir saja. Termasuk Lancer CB, mayoritas bertransmisi manual.
Kalau sistem kopling sudah mulai bermasalah dan terasa gejala selip saat angkat kopling, siapkan kocek Rp 2,4 juta untuk menebus kopling set mulai dari pelat kopling, matahari alias dekrup serta laher atau release bearing.
Lancer 'CB' yang sudah memakai setelan klep 'zero gap' alias tidak perlu setel klep secara berkala, mengandalkan hydraulic lash adjuster (HLA). Usia pakai cukup lama dengan pelumas mesin yang kurang cocok bisa membuat pendek umur HLA.
Kalau sudah bunyi tek..tek..tek pada bagian kepala silinder, sangat mungkin HLA sudah 'kena'. Penggantian HLA cukup menguras kantung. “Satu buah HLA dibanderol Rp 250 ribu dan harus beli sebanyak 16 buah,” papar Apin dari Pelita Motor, spesialis parts Mitsubishi di sentra onderdil Duta Mas, Fatmawati, Jaksel. (mobil.otomotifnet.com)