Jakarta – Belakangan ini ada dua produk yang tahun ini menjadi kabar penting bagi dunia otomotif Tanah Air, diantaranya mobil listrik nasional dan mobil murah (LCGC). Yang menjadi kontradiksi, mobil listrrik nasional masih memiliki biaya produksi yang mahal dan harus berhadapan dengan LCGC yang terjangkau.
Namun hal tersebut tak menjadikan pelaku industri mobil listrik nasional pesimis dengan kondisi pasar yang akan berhadapan dengaan LCGC.
“Mobil listrik dan LCGC itu saling melengkapi. Nanti pasarnya akan berbeda," kata Pemilik PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmadi.
Menurutnya LCGC akan menjadi incaran pasar low end, sementara mobil listrik lebih pada pemenuhan lifestyle dan mengincar menengah atas.
“Mobil listrik nggak harus diproduksi massal dengan jumlah banyak. Jadi saat ini bukan bicara volume penjualan mobil listrik terlebih dahulu,” papar Dasep.
Lebih jauh, Dasep menyatakan harga jual mobil listrik akan lebih tinggi. "Nggak harus selalu murah, karena ini kan teknologi baru," pungkas pria ramah ini. (mobil.otomotifnet.com)
Namun hal tersebut tak menjadikan pelaku industri mobil listrik nasional pesimis dengan kondisi pasar yang akan berhadapan dengaan LCGC.
“Mobil listrik dan LCGC itu saling melengkapi. Nanti pasarnya akan berbeda," kata Pemilik PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmadi.
Menurutnya LCGC akan menjadi incaran pasar low end, sementara mobil listrik lebih pada pemenuhan lifestyle dan mengincar menengah atas.
“Mobil listrik nggak harus diproduksi massal dengan jumlah banyak. Jadi saat ini bukan bicara volume penjualan mobil listrik terlebih dahulu,” papar Dasep.
Lebih jauh, Dasep menyatakan harga jual mobil listrik akan lebih tinggi. "Nggak harus selalu murah, karena ini kan teknologi baru," pungkas pria ramah ini. (mobil.otomotifnet.com)