OTOMOTIFNET - Walau bentuknya kecil, peran busi pada mesin sepeda motor sangat fital. Gimana enggak! Kalau si imut ini bermasalah, mesin motor mati total karena gak ada api yang membakar campuran bensin dan udara di ruang bakar.
Nah masalahnya, kemungkinan busi bermasalah ini dipicu dua hal; usia pakai dan perlakuannya. “Artinya, walau si busi gak diutak-atik, namun tetap ada kemungkinan busi cepat mati jika salah perlakuan,” urai Ari Widianto dari bengkel GMotor.
Salim/Otomotifnet
Ilustrasi. Ini pilihan businya, ada NGK dan Denso
Gbr 1 | Salim/Otomotifnet
Ilustrasi. Ini pilihan businya, ada NGK dan Denso
Gbr 2 |
Lebih lanjut Ari mengatakan, parahnya banyak pemilik kendaraan yang masih salah memperlakukan busi, padahal itu hal yang basic. Maklum, karena sifatnya yang mudah dan minim perawatan, jadi busi kerap diberlakukan sembarangan,” lanjutnya.
Paling utama ada di bagian center elektroda (gbr.1). Dalam proses membersihkan busi, bagian atas center elektroda kerap diampelas. Itu salah! Sebab, bagian itu diciptakan flat. Kalau diampelas, permukaannya jadi gak rata sehingga percikan api jadi menyebar,” wantinya.
Lebih lanjut pria ramah itu bilang, kalaupun ingin diampelas yaitu bagian bawah ground electrode (gbr.2) yang menghadap langsung ke center elektroda. “Usahakan ampelas pakai ukuran yang agak halus atau maksimal ukuran 500,” sambungnya.
Untuk bagian yang sulit terjangkau seperti nose insulator (gbr.3), cukup bersihkan pakai sikat kawat. Jangan cuci busi pakai bensin atau minyak tanah. “Hasilnya memang lebih bersih, namun kalau dilakukan berulang-ulang, malah memperpendek umur busi,” sahutnya lagi.
Salim/Otomotifnet
Ilustrasi. Ini pilihan businya, ada NGK dan Denso
Gbr 3 | Salim/Otomotifnet
Ilustrasi. Ini pilihan businya, ada NGK dan Denso
Gbr 4 |
Oh iya ada satu hal lagi yang paling medasar tapi kerap diabaikan, yakni melepas dan memasang busi saat keadaan mesin masih panas. Risiko sleg pada drat busi sangat besar. Makanya, tunggu sampai mesin agak dingin jika mau melakukan aktivitas seputar busi. Gitu juga cop busi, lo!
Sebab di bagian cop busi terdapat peranti dari karet (gbr.4). “Kalau dibuka saat suhu mesin masih panas, karet itu mudah rusak atau sobek,” urai mekanik yang buka praktik di daerah Rempoa, Jaksel ini.
Nah kalau mau awet, Ari memberikan pakem dasar masalah busi ini. Pastinya, pilih busi sesuai kode yang ditetapkan pabrikan. Misal panjang drat busi (gbr.5) atau pemilihan busi dingin atau panas.
Selain itu atur kerenggangan celah busi dengan akurat. Angka yang dianjurkan, 0,8-1,2 mm. Jangan sembarangan mengatur celah busi pakai perasaan. Melenceng 0,1 mm saja performa busi bisa gak maksimal dan efek dominonya mesin jadi boros BBM.
Terakhir, ini efek gak langsung yang bisa bikin busi rusak, yakni pemilihan angka oktan. Oktan yang gak sesuai dapat menyebabkan mesin overheat. Kalau dibiarkan, kepala busi bisa meleleh,” tutup Ari.
Penulis/Foto: Atenx / Atenx