Upgrade Performa Kawasaki KLX 150S, Katrol 7 dk Dengan Rp 3,5 Juta

Editor - Kamis, 1 April 2010 | 09:10 WIB

Upgrade Performa Kawasaki KLX 150S, Katrol 7 dk Dengan Rp 3,5 Juta (Editor - )

OTOMOTIFNET - Hadirnya Kawasaki KLX 150S, bisa jadi obat rindu bagi trail-mania Tanah Air.

Karena dimensi motor garuk tanah berkapasitas mesin kecil ini (150 cc), terbilang sangat pas dengan postur tubuh kebanyakan pencintanya. Tak hanya itu, desain bodi yang cukup stylish enggak bikin ragu buat diajak gaul.

Berbicara soal dibawa gaul, banyak KLX-mania yang lantas mengubah penampilan motor ini.

"Paling sering terlihat adalah ubahan dari motor off-road jadi besutan di jalan aspal alias supermoto," ujar Ergus Oei, salah satu pemilik KLX 150S keluaran 2009.

Namun menjadikan KLX sebagai pelibas trek aspal, bukan tanpa masalah. "Di jalan raya tenaga mesin terasa kedodoran. Apalagi kalau peleknya diubah dari jari-jari jadi model palang," tutur Ergus.

Melihat kenyataan seperti itu, membuat Ergus jadi penasaran. Untuk mengobati penasarannya, mantan pembalap road race nasional ini coba utak-atik mesin KLX.

Kelar memberi sentuhan di bagian mesin, KLX dinaikkan ke dynamometer merek Sport Devices tipe SP1 milik Dunia Motor di kawasan Ciputat.

"Buat mengetahui peningkatan power dan torsi setelah dioprek," jelas bos bengkel Rudi Jaya Motor (RJM) di Jl. Dewi Sartika Ciputat, Tangerang.

Setelah 6 kali run, dari tenaganya 17,3 dk/8.875 rpm, dan torsi 14,77 Nm/7.640 rpm. Bila dibanding kondisi standar (power 10,33 dk/7.800 rpm dan torsi 10,06 Nm/6.000 rpm), maka sentuhan Ergus bisa membuat tenaga KLX  naik 6,97 dk dan torsi 4,71 Nm.

Woow...di tangan Ergus, mesin KLX jadi tambah gahar. By the way, ubahan apa saja sih yang sudah dilakukan? Jangan kalap dulu, lebih baik kita bedah bersama apa yang terjadi pada pengobat rindu bagi trail-mania Tanah Air.

RJM : 021-93339259

BLOK SILINDER DAN PISTON

"Piston ganti pakai yang bergaris tengah 61,5 mm (standar 58 mm). Aplikasi ini, enggak perlu ganti liner dan bubut crankcase. Cukup blok standar dikorter 3,5 mm," terang Ergus.

Piston pakai LHK, pemasangan perlu membuatkan bos pada pennya. "Karena bawaan piston 15 mm, sedang standar motor 14 mm," lanjutnya. Kepala piston dibiarkan sedikit jenong, karena kompresi dipatok 12:1.

KEPALA SILINDER

Ubahan paling mencolok adalah membesarnya klep in dari 27 mm jadi 30 mm, menggunakan klep mobil.

"Pemasangannya hanya mengganti sitting klep, tak perlu ubah sudut bos klep, karena standarnya jarak antar klep cukup jauh," papar Erwin Oei, mekanik RJM yang kebagian menggarap kepala silinder.

Selanjutnya agar aliran campuran bahan bakar dan udara lebih baik, saluran in di porting & polish.

NOKEN AS

Pengatur buka-tutup klep juga kena garap, agar bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih melimpah. "Durasi dibikin jadi 270º, sedang lift naik sekitar 2 mm," terang mekanik yang garapannya tenar di dunia balap.

PENGAPIAN
Penggantian hanya dilakukan pada otak pengapian alias CDI. "Dipilih yang limiter-nya lebih tinggi dari standar, juga bisa diatur kurva pengapiannya," sahut Ergus. Dengan begitu, nafas mesin jadi lebih panjang dan pembakaran jadi lebih sempurna, berkat timing yang diatur sesuai permintaan mesin.

KNALPOT
Pelepas gas buang diganti tipe free flow pakai buatan CLD. Biar sisa pembakaran dari ruang bakar yang volumenya telah membengkak tak tertahan.

Part dan jasa

Piston kit, korter
80.000
Klep 30 mm
350.000
Knalpot CLD
1.300.00
CDI BRT I-max 16 step
850.000
Papas noken as
350.000
Jasa
350.000
Total
3.580.000

Penulis/Foto: Aant / Aant