Motor dipakai setiap hari pasti mengalami pergeseran fungsi atau setelan berubah. Entah karena getaran atau karena mengalami keausan onderdil tertentu. Sehingga perlu disetel ulang/tune up untuk memulihkan kondisi tunggangan seperti semula. Biar enggak salah deteksi, berikut akan dibeberkan beberapa indikasi yang mesti diperhatikan. Yaitu indikasi kapan dan kondisi bagaimana besutan harus diservis atau tune up.
1.Sesuai standar pabrik
Sesuai anjuran pabrikan, tiap 2.000 Km besutan harus tune up. Biar ditunggangi lebih enak dan nyaman. “Lebih bagusnya tiap tune up sekalian ganti oli,” anjur Syafrudin, kepala bengkel Clara Motor II di Jl. Arteri Kelapa Dua No 5 Kebun Jeruk, Jakbar.
2.Suara mesin kasar
Mesin kasar biasanya berasal dari setelan klep yang sudah kendur, rantai keteng yang mulai aus dan kendur, serta oli mesin yang sudah jelek/terlalu encer.
3.Motor tidak mau stasioner/langsam
Ini terjadi akibat karburator kotor dan setelannya sudah berubah. Juga karena letikan busi yang sudah jelek. “Meski setelan karburator bagus, tapi kalau businya jelek akibatnya stasioner juga tidak bagus,” urai Trisno, yang buka gerai di Jl. Raya Srengseng No.35 Jakbar.
4.Mesin brebet saat putaran menengah dan putaran atas
Ini juga akibat karburator kotor dan busi jelek
5.Konsumsi BBM boros dan keluar asap hitam dari knalpot
Lantaran filter udara kotor, mengakibatkan suplai udara ke ruang bakar tidak lancar. Akibatnya campuran udara dan bensin tidak tepat. Banyak bensin yang terbuang lewat knalpot dan berwarna hitam.
6.Tarikan berat
Setelan klep yang mulai agak rapat akibat memuai, ditarikan awal besutan lebih berat dan lambat, tapi putaran atas kencang. “Kebalikannya, bila klep longgar/kendur, tarikan awal lebih enteng. Tapi di putaran atas terasa agak berat,” tambah Trisno.
7.Saat pagi susah hidup
Ini akibat karburator kotor, busi kotor dan setelan klep berubah.
8.Getaran mesin tinggi
Ini disebabkan setelan karburator tidak pas atau terlalu besar, setelan klep tidak pas dan baut mounting mulai kendur.
9.Oper gigi keras/susah
Lantaran setelan kopling tidak pas/berubah, pengoperan gigi terasa lebih keras. “Tarikan awal agak nahan. Pada putaran akak tinggi motor baru mau lari,” tambah Syafrudin.
Penulis/foto:Banar/Johan (Sisipan OTOBURSA)