Tribute To Racer, Fans Berat Seperti Keluarga Sendiri

billy - Sabtu, 24 Desember 2011 | 09:20 WIB

(billy - )


Motor tampil layaknya tunggangan racer idaman
Penggemar alias fans kadang sangat tidak terduga. Di antara mereka dan idolanya terjalin hubungan batin yang lumayan dalam. Tidak cuma hafal biografi dan sepak terjang idolanya, mereka juga berdandan layaknya bintang pujaannya.

Di beberapa daerah, komunitas berbasis fans menyerupai tribute untuk idolanya. Motor mereka dandani layaknya motor yang dipakai sang idola. Di dunia MotoGP, ambil contoh komunitas Tribute To Racer yang dikomandoi H. Aep Ciamis.

“Di komunitas ini kami punya idola berbeda. Ada yang suka Valentino Rossi, almarhun Marco Simoncelli, Jorge Lorenzo dan masih banyak lagi lainnya,” buka Aep.

Kalau nonton bareng, mereka patungan sewa layar besar untuk gelar acara ini. Semua bersaing mengunggulkan idolanya. Di depan tempat tongkrongan, motor mereka juga didandani persis tunggangan balap lengkap dengan logo sponsor, dengan warna semirip mungkin.

Fanatisme ke pembalap ini tidak menghiraukan kendaraan yang digunakannya. “Nggak peduli motor kami Honda misalnya, tapi mengidolakan Rossi, motor jadi merek Ducati,” kekeh Aep lebih lanjut.

”Suasana saat nonton bareng jadi tegang dan sangat antusias menjagoan pembalap kesayangannya. Kadang suasana jadi tegang dan panas juga. Sama-sama membela pembalap yang menjadi idola masing-masing,” kekeh teman-temannya.

Makin unik lagi, saat terjadi musibah seperti tewasnya pembalap Simoncelli, mereka sepakat berkumpul untuk melakukan shalat gaib bagi almarhum. “Kami merasa sangat dekat dan ingin mendoakannya. Walaupun berbeda keyakinan,” jelas H. Aep dengan nada sedih.
 
Teman-teman di Jogja Two Fifty (JTF) punya cerita lain. Dengan sempklakan utama Kawasaki Ninja 250R, mereka menelorkan virus MotoGP di tunggangan masing-masing. Bukan hanya motor, mereka juga menyamakan baju balap idola dengan jaket turing mereka.

“Ya bagaimana lagi, Bro! tampilan motor kita sudah seperti rider MotoGP, mosok pakaian kita biasa aja. Kan nggak matching! Seperti saya ini pakai pakaian Playboy ala Randy De Puniet, sebab motor saya juga bercorak demikian. Kan kalau dilihat jadi asyik!” kilah Eriyanto dari JTF.

Bawaan motor sudah sporty, pakaian juga sudah mendukung, bahkan terkadang ada kalanya mereka juga mau bergaya ala pembalap jalanan. Untuk itu, acara ‘mengukur’ spidometer bersama di jalanan juga kerap mereka lakukan hanya sekadar untuk refreshing.

“Tapi tetap mengandalkan faktor dan unsur safety riding juga, Bro. Sebelumnya, kita lihat atau survey dulu jalur yang mau dipakai ngebut. Nggak asal ngegas aja,” cetus Eriyanto.

Ini baru fans!  (motorplus-online.com)