Klub Miniatur Semangat Sumpah Pemuda!

billy - Selasa, 8 November 2011 | 05:30 WIB

(billy - )


Ambil lokasi simbol sejarah dan budaya
Ada pembicaraan menarik antar dua brother MOTOR Plus. “Ngomong-ngomong, jalan tempat kita ini legendaris sekali. Dulu namanya Dago karena menjadi dago (tunggu, Sunda) pedagang saat Bandung masih hutan. Sekarang namanya Ir. Juanda. Siapa ya beliau itu?” kata salah seorang pada temannya.

”Yang pasti pahlawan!” kata yang lain sekenanya. Percakapan ini sepertinya biasa, dan teman yang menjawab juga nggak salah, hanya kurang menyelami lagi siapa sosok yang berjasa untuk bangsa ini. Beliau deklamator Wawasan Nusantara yang akhirnya diratifikasi 60 negara.

Di kota lain, jasa  pahlawan besar tentu juga diabadikan jadi nama jalan utama dan jadi favorit hangout motoris. Sayang waktu bikin survei kecil-kecilan, banyak yang nggak tahu jasa beliau ini.

Mumpung momennya pas, berkaitan dengan Sumpah Pemuda, nilai histori harus dipupuk terus. Salah satu cara paling riil adalah menyelenggarakan riungan biker akbar di pelataran parkir museum Fatahilah yang sarat nilai sejarah dan budaya. ”Tidak kalah penting membina silaturahmi,” kata Keris De Bangors Ferdiansyah, deputy Black Hawk Batavia MC.

Di zona lain,Thunder Community Indonesa (TCI) menerap langkah senada. Memanfaatkan momen hari jadi, TCI mengadakan event bertajuk Bikers Utility, 28 Oktober di Surabaya. “Sengaja kami pilih  kota ini karena kandungan historinya. Lokasi di lapangan Kodam Brawijaya pas dengan momentum Sumpah Pemuda,” jelas Emile Inkiriwang, Ketua Umum TCI.

 Jambore Vario Lombok. Sekalian mensukseskan Komodo sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia
Ia mewakili temannya menganggap semangat Sumpah Pemuda makin berkurang. ”Terutama ‘Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia’,” urainya,

Memanfaatkan momen juga dilakukan Paguyuban Vario Nusantara (PVN). Saat MOTOR Plus hadir dalam event mereka di Lombok (29/10), klub yang melaksanakan Munas memaknai semangat Sumpah Pemuda demi persatuan bangsa. “Pengguna Vario menyukseskan tahun kunjungan wisata daerah timur khususnya Lombok dan Sumbawa,” buka Raka, Presiden PVN 2010-2011.

Uniknya, mereka juga berusaha keras memperjuangkan aset bangsa, Komodo sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. “Sejak awal sosialisasi ke semua anggota agar memvote melalui SMS sebanyak mungkin,” kompak Alex Dimitri dari Automatic Honda Club Cirebon (AHC) dan Madi dari Honda Vario Club Barabay, Kalimantan Selatan.

Bicara persatuan dan  wisata, klub, Trail Adventure Bandung Association  (Trabas) terbilang sangat peduli. ”Setiap adventure pasti langsung terasa betapa kebersamaan. Kami semua bersatu tanpa memandang suku agama dan ras,” jelas Angun TJ ‘Awen Trabaser’, senior Trabas

Wenky asal Brigade Motor Bekasi malah mengibaratkan kalau klub motor itu miniaturnya semangat Sumpah Pemuda. “Di dalamnya tidak ada diskriminasi, jadi keluarga besar. Ini adalah semangat Sumpah Pemuda juga,” jelasnya.

 TCI. Pilih Surabaya karena kota penuh sejarah perjuangan
Suara lain datang dari Pulsar Ownwer. ”Untuk biker yang penting  adalah mempererat silaturahmi. Jika ada kemampuan mengumpulkan mereka, pasti dilakukan,” jelas  Achonk Zhalim, mantan ketua Pulsar Owners Jakarta Timur.

Tidak cuma hangout dan memperat persatuan, cara lain meneruskan semangat Sumpah Pemuda juga dilakukan dengan cara kampanye safety riding. ”Selain intens silaturahmi, kami juga tak lelah kampanye semangat safety riding di kalangan life members juga edukasi ke masyarakat pengguna,” tambah AA. Diaz, Dewan Senior Automotif Safety Riders (Aut Syders) Tangerang.

Kegiatan sama juga dilakukan Jakarta Thunder Club lewat Ragil Sunariyadi,  road captain klub. “Kami menggunakan klub motor untuk melaksanakan program  penegakkan hukum. Semangat Sumpah Pemuda kami wujudkan lewat cara itu, membuat jalanan menjadi lebih aman dan nyaman,” jelas mereka.

Hidup klub, hidup pemuda!  (motorplus-online.com)