Terjadi perlambatan perjalanan
Pengamat transportasi Prof. Dr. Ir Ofyar Z Tamin, M.Sc menyebutkan kalau dalam tujuh tahun terakhir kecepatan berkendara di jalan turun 25 persen.
“Dari 26 kilometer per jam jadi 20 kilometer per jam. Penyebabnya karena belum efektifnya strategi angkutan umum massal, pertumbuhan pusat kegiatan baru di jalan arteri,” tegas dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ofyar menyebutkan perlu solusi komprehensif untuk bisa menyelesaikan persoalan ini. “Yang paling tepat adalah mendesain angkutan umum dengan baik, nyaman, murah, tepat waktu dan terjadwal. Dengan sendirinya, pengguna moda angkutan lain akan berpindah,” sebutnya.
Dalam data yang dilansir Kementerian Perhubungan disebutkan kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta sekitar 10-20 km/jam. “Data ini merupakan angka rata-rata untuk semua moda angkutan,” sebut Djoko Sulaksono, Humas Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Kemenhub.
MOTOR Plus 5 tahun lalu pernah melakukan komparasi dengan tiga moda kendaraan. Yakni motor, mobil dan angkutan umum. Ketika itu, komparasi dilakukan pada saat jam kerja dengan menempuh jarak 18 km. Saat itu, didapat untuk motor waktu tempuhnya 30 menit atau sekitar 36 km/jam.
Sementara untuk mobil dan angkutan umum hampir sama ditempuh dengan jarak 1 jam 20 menit atau sekitar kecepatan sekitar 14 km. Sehingga secara umum kecepatan rata-rata seluruh moda itu pada 5 tahun lalu 21,33 km/jam.
Jadi, sangat mungkin pada 5 tahun berikutnya rata-rata kecepatan di jalanan Jakarta sampai pada 10 km/jam. Bahkan di tahun-tahun berikutnya bukan mustahil, wilayah Jakarta akan stagnan karena daya tampung jalan yang sudah tidak mampu mendukung volume kendaraan yang lewat.
“Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemacetan. Salah satunya dengan menggiatkan angkutan umum massal yang murah dan terjangkau yang bisa memudahkan masyarakat bepergian. Selain itu, dengan koordinasi instansi pemerintah lainnya kami juga sudah membangun jalan baru,” papar Soeroyo Alimoesa, Dirjen Perhubungan Darat, Kemenhub.
Dengan pertumbuhan penjualan motor 8 juta dan mobil yang mencapai 800 ribu unit tahun ini, dipastikan kemacetan bakal makin parah di tahun mendatang. Dari data itu pun terlihat, bahwa motor memang paling ekonomis secara waktu. Jarak tempuhnya bisa setengah dari moda angkutan lain. Namun demikian, risiko yang dihadapi pengendara motor jauh lebih tinggi dibanding angkutan lain. Untuk itu pengendara memang perlu hati-hati. (motorplus-online.com)