‘Ogah Rujuk’ mungkin itu padanan kata yang pas antara Valentino Rossi dan tim Repsol Honda. Sejak pabrikan berlogo sayap mengepak itu selalu mengagung-agungkan prestasi dan performa motor mereka yang sempurna siapapun pembalapnya, Rossi merasa diremehkan. Tidak sependapat dengan pernyataan tersebut, Rossi pun memilih hengkang ke tim Yamaha tahun 2004 yang memang memiliki prestasi buruk.
Sejak saat itulah Rossi membuat tim Repsol Honda tidak berkutik. Pembalap asal Italia itu sukses menggondol 46 kali kemenangan bersama Yamaha selama karirnya di tim tersebut. Hal ini pula yang menjadi bukti bahwa peran pembalap di atas motor lebih besar ketimbang mesin. Namun setelah hengkang ke Ducati, Rossi seakan hilang taji.
Semua cara telah digunakannya untuk menaklukkan Ducati, namun tetap saja motor tersebut tidak ‘manut’ dengan apa yang diinginkan oleh Rossi. Menurut Shuhei Nakamoto selaku Vice President Honda Racing Corporation (HRC), bahwa sekarang saatnya membuktikan kata-katanya bahwa peran pembalap lebih besar ketimbang motor.
“Ketika Rossi menginggalkan Honda dulu, ia menulis buku bahwa pembalap adalah segala-galanya di MotoGP dan bukan motor/mesin. Jadi sekarang saatnya ia membuktikan hal itu. Jika memang ia kembali ke papan atas, maka kami akan mencoba untuk mengalahkannya, dan ini motivasi yang sangat bagus buat MotoGP,” jelas Nakamoto.
Tapi ketika ditanya tentang kemungkinan mereka akan merekrut Rossi lagi, Nakamoto dengan tegas menolak hal tersebut. “Kami punya 2 orang pembalap yang sangat kompetitif, jadi tidak ada pintu baginya untuk kembali. Tapi kalau tim satelit mungkin ada, atau tim pabrikan lain. Pasalnya tiap tim punya pertimbangan masing-masing,” pungkasnya.
Jadi, bagi yang bermimpi untuk melihat Rossi duet dengan Casey Stoner di tim Repsol Honda, saatnya mengakhiri mimpi tersebut. Lo… Gue… End…! (otosport.co.id)
Sejak saat itulah Rossi membuat tim Repsol Honda tidak berkutik. Pembalap asal Italia itu sukses menggondol 46 kali kemenangan bersama Yamaha selama karirnya di tim tersebut. Hal ini pula yang menjadi bukti bahwa peran pembalap di atas motor lebih besar ketimbang mesin. Namun setelah hengkang ke Ducati, Rossi seakan hilang taji.
Semua cara telah digunakannya untuk menaklukkan Ducati, namun tetap saja motor tersebut tidak ‘manut’ dengan apa yang diinginkan oleh Rossi. Menurut Shuhei Nakamoto selaku Vice President Honda Racing Corporation (HRC), bahwa sekarang saatnya membuktikan kata-katanya bahwa peran pembalap lebih besar ketimbang motor.
“Ketika Rossi menginggalkan Honda dulu, ia menulis buku bahwa pembalap adalah segala-galanya di MotoGP dan bukan motor/mesin. Jadi sekarang saatnya ia membuktikan hal itu. Jika memang ia kembali ke papan atas, maka kami akan mencoba untuk mengalahkannya, dan ini motivasi yang sangat bagus buat MotoGP,” jelas Nakamoto.
Tapi ketika ditanya tentang kemungkinan mereka akan merekrut Rossi lagi, Nakamoto dengan tegas menolak hal tersebut. “Kami punya 2 orang pembalap yang sangat kompetitif, jadi tidak ada pintu baginya untuk kembali. Tapi kalau tim satelit mungkin ada, atau tim pabrikan lain. Pasalnya tiap tim punya pertimbangan masing-masing,” pungkasnya.
Jadi, bagi yang bermimpi untuk melihat Rossi duet dengan Casey Stoner di tim Repsol Honda, saatnya mengakhiri mimpi tersebut. Lo… Gue… End…! (otosport.co.id)