Jakarta - Indonesia, sebagaimana tren di global, sedang keranjingan isu mobil listrik. Terlihat dari beberapa pengembangan yang dilakukan berbagai pihak, mulai Dasep Ahmadi sampai Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Tetapi, ini semua masih dianggap sebagai latah saja, karena perkembangan mobil listrik khususnya di Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kenapa bisa begitu?
Adalah rencana pemerintah yang berniat untuk mengembangkan mobil murah di Indonesia. Mobil murah inilah yang justru akan menghambat perkembangan dari mobil listrik itu sendiri.
"Mobil murah bakal menghambat perkembangan mobil listrik. Apalagi kondisi di Indonesia sekarang, dimana kepemilikan masih lebih penting dari fungsi itu sendiri," papar Franky Supriyadi, dari Center for Innovation Oppurtunities and Development Prasetiya Mulya Bussines School.
Ia mencontohkan, masyarakat Indonesia masih mengedepankan kepemilikan kendaraan sebagai hal terpenting daripada apa yang terdapat pada kendaraan itu sendiri. Teknologi misalnya, itu masih nomor dua.
"Ketika hendak membeli mobil, yang penting bisa terbeli atau tidak? Masalah mobil ini irit BBM atau ramah lingkungan atau tidak, itu nomor dua, yang penting harus memiliki sebuah mobil dulu," ujarnya.
Jadi, bakal selalu ada tarik menarik antara mobil murah dan mobil listrik. Selama mobil listrik belum bisa dijangkau dari segi harga, maka masyarakat akan memilih mobil murah. Inilah yang membuat mobil listrik akan terhambat perkembangannya. (mobil.otomotifnet.com)